BWM Buntet Pesantren Cirebon Raih Penghargaan Terbaik se-Indonesia
Ahad, 9 Agustus 2020 | 03:30 WIB
Muhammad Aiz Luthfi
Kontributor
Cirebon, NU Online
Jangkauan pengabdian Pondok Buntet Pesantren Cirebon kepada masyarakat mulai diperluas. Selain berkhidmat di bidang pendidikan dan dakwah, saat ini pesantren yang didirikan oleh Mbah Muqoyyim pada tahun 1750 tersebut mulai merambah pada sektor ekonomi kerakyatan dengan mendirikan Bank Wakaf Mikro (BWM) yang diresmikan Presiden Jokowi pada 2017 silam.
Demikian disampaikan Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Buntet Pesantren Cirebon, KH Salman Alfarisi, dalam sambutannya pada kegiatan Haul Almarhum dan Almarhumin Sesepuh dan Warga Buntet Pesantren yang digelar terbatas dan disiarkan virtual melalui akun media sosial milik pesantren, Sabtu (8/8).
“Perlu kami sampaikan pada kesempatan haul ini bahwa Bank Wakaf Mikro Pondok Buntet Pesantren telah mendapatkan penghargaan pada tahun 2019 di Jakarta sebagai Bank Mikro terbaik se-Indonesia dengan prestasi NPF 0%,”ungkap Kiai Salman.
Ditambahkannya, tidak mudah bagi BWM Pondok Buntet Pesantren bisa meraih prestasi tersebut karena untuk mendapatkan penghargaan ini harus mampu bersaing dengan 52 BWM yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Ini merupakan prestasi luar biasa yang tidak mungkin bisa tercapai tanpa ada dukungan, kerjasama, dan partisipasi semua pihak. Terutama dari OJK Cirebon, para alumni, dan muhibbin Buntet Pesantren,”imbuhnya.
Selain itu, kata dia, prestasi tersebut dan beberapa prestasi lain tidak mungkin bisa diraih tanpa ada dukungan, perjuangan, serta doa yang sudah dilakukan para pendiri dan sesepuh pesantren. Hal itu kemudian menjadi salah satu dasar diselenggarakannya kegiatan haul ini.
“Karena tujuan diselenggarakannya kegiatan haul ini adalah untuk menghormati jasa Mbah Muqoyyim, para sesepuh dan para masyayikh Pondok Buntet Pesantren, sehingga kami masih bisa melanjutkan, melestarikan, dan mengembangkan pondok ini hingga masih bisa berdiri dan eksis hingga saat ini,”tandasnya.
Semua kemajuan itu, sambungnya, tidak mungkin bisa tercapai tanpa ada peran serta dan doa dari para pendahulu dan sesepuh sebagaimana tercantum dalam sebuah kutipan yang berbunyi al-fadlu lil mubtadi wa in ahsanal muqtadi (keutamaan itu ada pada pendahulu walaupun penerusnya lebih pintar).
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Salman mengajak para pengelola pesantren yang ada di Indonesia untuk membangun ekonomi syariah berbasis jamaah. Sebab, secara kuantitas pesantren memiliki kekuatan luar biasa. Saat ini, ada sekitar 28 ribu pesantren, 5 juta santri mukim. Jika digabung dengan santri mukim berjumlah 18 juta dan 1,5 juta tenaga pengajar.
“Pesantren bisa hadir untuk memberikan model ekonomi berbasis syariah dan kerakyatan. Saatnya fikih muamalah yang diajarkan selama di pesantren bisa dipraktekkan dalam konteks kekinian untuk membangkitkan ekonomi pesantren,”katanya.
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir secara virtual Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin, yang didaulat memberi sambutan atas nama pemerintah serta dihadiri oleh para santri dan sejumlah pejabat dari Forkopimda Cirebon.
Kontributor: Aiz Luthfi
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua