Way Kanan, NU Online
Bulan Ramadhan memiliki keistimewaan tersendiri di hati umat Islam. Di mana segala amal dan ibadah yang dilakukan akan dilipatgandakan pahalanya, salah satunya seperti membaca Al-Qur'an.
Ada tips yang bisa dilakukan supaya khatam Al-Qur'an di bulan Ramadhan, serta dapat memahami isi kandungannya dengan baik. Sebagaimana dikatakan Sekretaris Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Way Kanan, Muha Fadlulloh al-Hafidz.
"Untuk tadarus, kita dapat memanfaatkan waktu ba'da shalat maktubah atau waktu senggang lainnya," katanya di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 11 di Kampung Labuhan Jaya, Kecamatan Gunung Labuhan, Kabupaten Kay Kanan, Lampung, Kamis (15/4).
Hal tersebut, menurut Gus Fadlulloh sapaan akrabnya, tentu harus dilakukan dengan niat baik dan istikamah. Dan untuk dapat memahami kandungan yang ada di dalam Al-Qur'an membutuhkan pendampingan dari guru tahfiz yang bisa konsisten.
"Perlunya guru untuk mendampingi, selain sebagai penyimak hafalan juga sebagai motivasi agar kita tidak bosan untuk terus-menerus melafalkan kalam ilahi," tambah Wakil Bendahara Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kabupaten Way Kanan ini.
Dalam memahami isi ataupun kandungan yang terdapat dalam ayat suci Al-Qur'an, Alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta ini menegaskan, agar tidak salah untuk memilih guru. Bermodal membaca terjemahan Al-Qur'an saja tidak cukup, karena cenderung akan mispersepsi terhadap isi kandungan Al-Qur'an itu sendiri.
"Karena Al-Qur'an diturunkan oleh Allah SWT, tidak terlepas dari konteksnya saat Nabi Muhammad SAW hidup. Maka dari itu perlu untuk memilih guru Al-Qur'an yang memiliki sanad yang bersambung sampai pada Rasulullah," tegasnya.
Dengan begitu, lanjutnya, Muslim dapat membaca dan memahami Al-Qur'an tidak lagi keliru.
Alumni Pondok Pesantren Al-Muhsin Krapyak Yogyakarta itu mengambil contoh, sebagaimana kasus yang baru ini terjadi di Makassar dan Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri). Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan pemahaman yang parsial terhadap ayat-ayat yang membicarakan tentang jihad.
Kontributor: Disisi Saidi Fatah
Editor: Syamsul Arifin