Degradasi Ekonomi Akibat Covid-19, Nahdliyin Perlu Bangun Kemandirian Usaha
Rabu, 29 Juli 2020 | 04:00 WIB
Para pengurus NU Kencong Jember tengah menyampaikan program penguatan ekonomi dalam menghadapi dampak Covid-19. (Foto: NU Online/Aryudi AR)
Aryudi A Razaq
Kontributor
Jember, NU Online
Munculnya Covid-19 benar-benar menjadi mimpi buruk bagi masyarakat. Virus dari China itu tidak hanya mengincar nyawa manusia, tapi juga memporak-porandakan tatanan ekonomi global. Bahkan tak sedikit warga yang menjadi miskin baru gara-gara terdampak Covid-19. Walaupun demikian, warga NU tak boleh putus asa, harus bangkit dan optimis.
Demikian disampaikan oleh Ketua PCNU Kencong, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kiai Zainil Ghulam saat memberikan sambutan dalam acara pertemuan rutin Selasa kliwon di aula kantor PCNU Kencong, Selasa (28/7) malam.
Menurut Gus Ghulam, sapaan akrabnya, wabah Covid-19 harus disikapi dengan jiwa yang lapang, tenang dan pasrah kepada Allah. Meskipun hingga hari ini tampaknya belum ada tanda-tanda Covid-19 akan segera hengkang dari bumi Nusantara, namun masyarakat tidak boleh menyerah dan tak perlu risau.
“Ya kita jalani hidup sebagaimana biasa, jangan lupa patuhi protokol kesehatan, dan selalu optimis akan pertolongan Allah,” ujarnya.
Gus Ghulam lalu mengutip pernyataan mentor Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU), KH Adnan Anwar yang disampaikannya dalam acara Kosolidasi Kader NU Kencong beberapa hari lalu via aplikasi zoom, bahwa wabah Covid-19 bukan tidak mungkin memicu terjadinya resesi ekonomi dunia. Sebab, Caovid-19 sudah menjadi pandemik di lintas negara. Karena itu, PCNU harus berinisiatif untuk mengambil peran secara bottom up, tidak menunggu bantuan dari pemerintah, dan berusaha untuk menjadikan basis petani NU sebagai lumbung pangan.
“PCNU dan warga NU harus mengambil posisi pengembangan ekonomi, harus serius dalam pertanian dan lumbung pangan. Siapa yang bertahan dalam lumbung pangan ini dia yang akan menang,”tambahnya.
Sedangkan bagi warga NU diimbau tidak menyikapi degradasi ekonomi ini secara berlebihan, tak perlu panik, apalagi putus asa. Alumnus Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo itu mendorong Nahdliyin agar bisa membangun kemandirian ekonomi. Dikatakannya bahwa menegaskan bahwa dalam setiap musibah (ekonomi) pasti ada celah yang bisa dimanfaatkan. Jika kreatif dan pandai membaca peluang, maka wabah ini bisa memberi barokah secara ekonomi.
“Itu pemikirin secara ekonomi. Kalau pemikiran dari sisi spritualitas, maka pasti setelah kesulitan, ada kemudahan. Percayalah, Corona akan berakhir,” papar Gus Ghulam.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga meminta warga NU untuk rukun dan kompak khususnya dalam menghadapi Pilkada Jember 9 Desember 2020.
“Nahdliyin harus kompak satu suara, dan mematuhi perintah dari pengurus NU, karena PCNU akan menentukan pilihan sesuai dengan hasil istikharah. Begitulah tausiyah yang disampaikan oleh KH Marzuki Mustamar (Ketua PWNU Jawa Timur) saat kami berkunjung ke beliau belum lama ini,” pungkasnya.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua