Warga NU harus menyadari bahwa semakin luas hamparan padang rumput maka akan semakin kuat angin bertiup. (Foto: dok NU Online)
Muhammad Faizin
Kontributor
Pringsewu, NU Online
Hari Lahir Ke-95 Nahdlatul Ulama mengangkat tema besar Khidmah NU: Menyebarkan Aswaja dan Meneguhkan Komitmen Kebangsaan. Tema yang sangat selaras dengan perkembangan zaman saat ini di mana paham Ahlussunah wal Jamaah harus terus disebarkan dan diperkuat untuk mewujudkan kedamaian. Dengan terciptanya kedamaian, maka ketenangan dalam beribadah dan berbangsa pun akan bisa tercipta.
Aswaja yang mengedepankan wasathiyah dan moderasi dalam beragama harus terus dipegang oleh warga NU. Jangan sampai warga NU mudah terprofokasi dan ‘dimainkan’ oleh kelompok-kelompok lain yang menginginkan perpecahan internal melalui informasi hoaks dan ujaran kebencian.
Pada momentum Harlah Ke-95 ini, warga NU harus seperti hamparan rumput di tengah padang yang kokoh dan tak tercabut dan tercerabut oleh kuatnya angin yang berhembus. Warga NU harus menyadari bahwa semakin luas hamparan padang rumput maka akan semakin kuat angin bertiup.
"Warga NU tidak boleh seperti beras di atas tampah yang mudah digoyang-goyang, dipermainkan, bahkan dilempar kesana dan kemari oleh kelompok lain yang tak bertanggung jawab," kata Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Pringsewu Lampung, KH Munawir, Selasa (2/2).
Sebagai ormas keagamaan terbesar di Indonesia bahkan di dunia, NU tentu semakin menjadi pusat perhatian. Bagi yang cinta kedamaian di Indonesia, keberadaan NU tentu akan menjadi elemen mitra strategis. Namun bagi yang ingin Indonesia bergejolak, NU tentu akan menjadi sasaran tembak.
"Berbagai upaya oleh kelompok tak bertanggung jawab terus dilakukan agar bangsa kita saling bersilang pendapat. Media sosial dijadikan ajang untuk menyebarkan ujaran kebencian oleh sekelompok orang yang ingin mengambil keuntungan dari kekisruhan yang muncul. Ini harus disadari oleh warga NU," ajaknya.
Jelang 1 abad Nahdlatul Ulama, warga NU harus sudah tidak lagi terpengaruh dengan propaganda yang menjauhkan warganya dari ulama dan amaliah Aswaja. Saatnya warga NU menatap masa depan untuk kejayaan NU di umur 100 tahunnya.
"Dulu amaliah yang coba dijauhkan. Karena tidak kuat, maka propaganda untuk menjauhkan warga NU dari ulamanya pun dilakukan dengan konten-konten pembunuhan karakter ulama NU," katanya di sela-sela Resepsi Harlah Ke-95 NU Kabupaten Pringsewu di Aula Gedung NU setempat.
Senada dengan Kiai Munawir, Katib Syuriyah PCNU Pringsewu H Auladi Rosyad mengajak warga NU untuk memperkuat persatuan untuk menjaga keutuhan jamiyyah. “Menjaga NU itu menjaga Indonesia,” katanya.
Menjaga NU di antaranya adalah dengan terus melestarikan warisan para ulama yang juga telah mewariskan Indonesia. Ulama NU sudah meletakkan fondasi kuat sebagai pijakan bangsa Indonesia ini dalam membangun di tengah keberagaman yang merupakan sunnatullah.
"Kita tinggal merawat dan mempertahankannya dalam wujud membangun Indonesia lebih baik lagi. Al Muhafadzatu alal qadimis shalih, wal akhdu bil jadidil aslah. Mempertahankan peninggalan yang baik dan mengambil hal yang lebih baik. Jadi terus melengkapi,” katanya.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua