Pringsewu, NU Online
Kemajuan dunia di bidang komunikasi, informasi membuat kehidupan semakin mudah. Manusia seakan tidak bisa dibatasi lagi dengan wilayah geografis. Sekarang ini terjadi apa yang disebut Global Village (perkampungan dunia).
Kondisi ini mengakibatkan semua hal berubah mengikuti perkembangan termasuk dalam bidang dakwah. Tidak ada jawaban lain bagi para dai untuk mampu menyesuakan diri berdakwah dengan perangkat digital yang terus berkembang saat ini.
Hal ini dipaparkan Pengurus Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Provinsi Lampung KH Rosidi di depan ratusan dai yang ikut dalam Akademi Dai Wasathiyah yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pringsewu di gedung NU Pringsewu, Sabtu (25/1).
Wakil Dekan Fakultas Dakwah UIN Raden Intan Lampung ini mengungkapkan bahwa tidak mudah melakukan dakwah pada era di mana masyarakat sudah semakin tergantung dengan teknologi digital seperti smartphone.
"Hasil penelitian terakhir, rata-rata pengguna HP melakukan update setiap 4 menit sekali, bahkan lebih. Mulai anak SD, emak-emak, dan bapak-bapak melenial, hampir dipastikan tidak pernah ketinggal HP ke manapun mereka berada. Ini artinya metode dakwah harus menyesuaikan dengan tantangan dan kondisi objek dakwah," katanya.
Metode dakwah menjadi sangat penting karena ada maqolah menyebutkan "Athoriqoh ahammu minal maddah”: Metode itu lebih penting dari isi atau pesan dakwah itu sendiri. Sungguh pun Islam itu indah, bagus, sempurna di atas ajaran yang lain, namun jika cara atau metode mendakwahkannya kurang simpatik, maka akan ditinggalkan orang.
"Sebaliknya, jika dalam mendakwahkan Islam menggunakan cara atau metode yang menarik, gaya bahasa persuasif, humanis, bijak, dengan bantuan media yang sesuai kebutuhan zaman, maka Islam akan tetap eksis sampai kapan pun, di dunia manapun," katanya pada acara bertema Moderat dalam Beragama, Maslahat dalam Berbangsa.
Kiai Rosidi juga memaparkan prinsip-prinsip metode berdakwah di antaranya mempermudah, tidak mempersulit dan memberi kabar gembira tidak menakut-nakuti. Caranya dengan menggunakan metode baik bil lisan (ceramah, khutbah, nasehat), metode bil kitabah (tulisan) dan bil haal (perbuatan atau aksi nyata).
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin