Fajar Noor, Guru Muda yang Terapkan Teknologi BIM sebagai Bahan Ajar Sekolah Kejuruan
Kamis, 21 November 2024 | 18:00 WIB
Rikhul Jannah
Kontributor
Yogyakarta, NU Online
Fajar Noor Rahman (24) merupakan seorang guru muda yang mengampu jurusan Desain Permodelan dan Informasi Bangunan (DPIB) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Yogyakarta, salah satu sekolah terfavorit di DIY.
Ia memulai profesinya sebagai guru sejak 2022. Lalu pada 2023, ia mulai mengembangkan, menyusun, dan menerapkan pembelajaran pada mata pelajaran kompetensi kejuruan dengan metode teknologi BIM (Building Information Modelling) yang menggunakan software revit.
Pada tahun-tahun sebelumnya, SMKN 2 Yogyakarta sudah menerapkan metode teknologi BIM dalam proses pembelajaran namun belum maksimal.
Karena itu, Fajar pun sadar terhadap tuntutan dunia industri dan kerja yang meningkat bagi lulusan sekolah kejuruan, sehingga ini menjadi tantangan di dunia pendidikan sekarang.
“Sebelum saya menerapkan pembelajaran melalui teknologi BIM ini, saya memulai dari mengadakan pelatihan pada tahun sebelumnya. Hal tersebut saya lakukan untuk mengukur tingkat pemahaman dan kemampuan peserta didik, sehingga hasil analisis tersebut dapat saya jadikan pedoman dalam mengimplementasikan pada proses pembelajaran,” kata Fajar kepada NU Online pada Rabu (20/11/2024).
Building Information Modelling (BIM) merupakan metode berbasis teknologi yang digunakan dalam industri konstruksi untuk menciptakan, mengelola, dan menganalisis informasi bangunan sepanjang siklus hidup proyek.
BIM tidak hanya berfungsi sebagai alat perancangan visual 3D, tetapi juga sebagai sistem integrasi data yang mencakup berbagai aspek bangunan seperti arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal, hingga jadwal, dan estimasi biaya.
Menurut Fajar, metode BIM akan memudahkan siswa dalam bekerja secara kolaboratif, dapat mengurangi kesalahan, dan meningkatkan efisiensi dalam perencanaan, desain, konstruksi hingga pemeliharaan bangunan.
Tantangan penerapan metode baru
Tantangan yang dihadapi sebagai guru muda ini adalah menerapkan metode teknologi BIM dalam proses mengajar, yakni kurangnya pemahaman dasar tentang konsep BIM.
Faktor-faktor yang menjadi kendala adalah guru yang sudah berusia lanjut sehingga mereka belum familiar dengan konsep BIM, sehingga sulit untuk dipahami oleh siswa.
Karena itu, dilakukan penyusunan modul pembelajaran sederhana dan pelatihan secara rutin serta intensif kepada sesama guru dan siswa.
Keterbatasan prasarana atau perangkat untuk menerapkan konsep BIM dalam pengajaran juga menjadi kendala dan hambatan yang harus dihadapi.
Melihat berbagai kendala itu, Fajar kemudian mencoba mengajukan perangkat untuk mendukung pembelajaran teknologi BIM, yakni pengadaan komputer dengan spesifikasi tinggi dan perangkat software revit.
Inovasi metode pembelajaran
Pria kelahiran Yogyakarta ini menerapkan pendekatan Project-Based Learning (PBL) dalam proses pengajarannya. PBL membuat para siswa dapat membuat proyek bangunan secara virtual menggunakan perangkat software revit, sehingga mereka belajar dengan cara yang aplikatif.
Selain itu, Fajar mengintegrasikan teknologi dengan memanfaatkan perangkat lunak desain menggunakan software Revit, ArchiCAD, AutoCAD, SketchUp, V-ray, dan SAP2000 untuk menggantikan metode konvensional dalam menggambar bangunan.
Fajar juga memanfaatkan platform online untuk membuat materi pembelajaran yang memudahkan siswa dalam mengakses modul.
Melalui inovasi ini, Fajar mendapat kepercayaan dan amanah menjadi pembimbing perlombaan dalam komunitas rancangan bangunan di sekolah bagi siswa.
Baca Juga
11 Adab Guru Menurut Imam Al-Ghazali
Para siswa pun dapat mengimplementasikan pemahamannya dan mengembangkan kreativitasnya dalam membuat konstruksi jembatan dengan memanfaatkan teknologi BIM.
Hal itu membuat Fajar berhasil mengantarkan para siswanya memborong kejuaraan Youth Designer and Construction Competition yang diselenggarakan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta pada 12 November 2024.
Kejuaraan yang berhasil diraih mulai juara I hingga juara V atau harapan II berasal dari siswa kelas 11 dan 12 dengan jurusan Desain Permodelan dan Informasi Bangunan (DPIB) dan Kontruksi Gedung dan Sanitasi (KGS).
Ia berharap, inovasi teknologi BIM dapat terus dikembangkan oleh guru bukan hanya di SMKN 2 Yogyakarta, tetapi juga di SMK se-Indonesia. Sebab teknologi BIM ini membuat siswa lebih percaya diri menghadapi tantangan dunia kerja modern untuk menjadikan Indonesia semakin kuat.
Dengan menerapkan teknologi BIM di sekolah, kejuruan SMK akan membuka peluang besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di bidang teknik dan konstruksi.
Teknologi ini juga memungkinkan siswa untuk memahami praktik terbaik dalam industri konstruksi modern, termasuk efisiensi sumber daya, pengurangan limbah, dan kolaborasi tim lintas disiplin.
Fajar berharap, siswa SMK dapat bersaing dengan tenaga kerja profesional lain di tingkat nasional maupun internasional.
Sebab dengan menguasai BIM, siswa tidak hanya siap kerja tetapi juga mampu berinovasi, menciptakan solusi konstruksi yang lebih cerdas, berkelanjutan, dan efisien.
Menurut Fajar, integrasi teknologi ini juga dapat menjadi awal kolaborasi antarsektor untuk membangun ekosistem pendidikan yang relevan dengan kebutuhan era digital.
“Sebagai guru muda atau guru Gen Z sekaligus generasi muda NU, harapan saya untuk pendidikan SMK atau vokasi dalam menyongsong hari guru di tahun 2024 ini adalah agar terus melahirkan generasi yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga berkarakter, kreatif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan dunia kerja modern,” ujarnya.
Fajar juga berharap pendidikan kejuruan dapat menjadi pilar utama dalam membangun SDM unggul yang berkontribusi langsung pada kemajuan bangsa.
"Mari bersama melalui pendidikan kejuruan sebagai jalan untuk memperkuat kemandirian dan daya saing Indonesia," ajaknya.
Kreativitas guru muda ini terbentuk sejak ia menempuh pendidikan sarjana di Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Selama berkuliah, ia mengikuti Unit Kreativitas Mahasiswa (UKM) Rekayasa Teknologi Divisi Rancangan Bangunan. Melalui UKM ini, Fajar meningkatkan keterampilan dan kreativitasnya dalam membuat struktur bangunan hingga mengikuti perlombaan tingkat nasional.
Saat kuliah, ia juga ikut andil dalam merencanakan pembangunan gedung di kampus UNY yaitu menjadi Tim Pradesain Gedung yang akan dibangun. Fajar dinyatakan lulus tepat waktu pada 2022 dengan predikat cumlaude dan lulusan terbaik prodi.
Selain menjadi guru, Fajar juga aktif dalam organisasi Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Sleman sebagai Direktur Student Resource Center (SRC). Di IPNU, ia memimpin berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas pelajar NU, baik pada bidang akademik maupun non-akademik.
“Bagi saya, berorganisasi bukan sekadar rutinitas, melainkan bentuk pengabdian kepada NU dan masyarakat. Mengabdi di sini adalah cara saya berterima kasih kepada mereka yang telah membangun fondasi kehidupan keagamaan dan kebangsaan di Indonesia,” ujarnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
3
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua