Daerah

Generasi Muda Didorong Terus Tanamkan Nilai Moderasi Islam

Sabtu, 28 September 2024 | 17:00 WIB

Generasi Muda Didorong Terus Tanamkan Nilai Moderasi Islam

Glocalverse bertajuk Horison Wasatiyah Lintas Masa Lintas Generasi di kampus Institut Agama Islam Banten (IAIB) dan Masjid At-Tsauroh Serang, Banten pada Sabtu (28/9/2024). (Foto: istimewa)

Serang, NU Online
Generasi perlu didorong untuk terus mengimplementasikan nilai-nilai moderasi Islam dalam kehidupan sehari-hari.


Untuk mengupayakan itu, Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanudin Banten bekerjasama dengan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) menggelar Glocalverse bertajuk Horison Wasatiyah Lintas Masa Lintas Generasi di kampus Institut Agama Islam Banten (IAIB) dan Masjid At-Tsauroh Serang, Banten pada Sabtu (28/9/2024).


Dekan Fakultas Dakwah UIN Banten, Endad Musaddad mengatakan, kegiatan itu diikuti oleh 50 mahasiswa lintas agama dan lintas ormas keagamaan.


Selain mendorong supaya nilai moderasi Islam diimplementasikan, pihaknya ingin mengedukasi masyarakat mengenai konsep wasathiyah dalam Islam sebagai panduan hidup di era global.

 

Tak hanya itu, kata Enddad, kegiatan juga dimaksudkan agar para peserta yang tak lain adalah para mahasiswa, dapat menyebarkan pemahaman tentang pentingnya menjaga identitas lokal dalam arus globalisasi (Glokal).

 

"Membangun jaringan dan kolaborasi antara komunitas lokal dan global yang memiliki komunitas lokal dan global yang memiliki  visi serupa,” kata Endad​​​​​​​.

 

Dia menuturkan, pada kegiatan itu para mahasiswa praktik tentang penerapan wasathiyah dalam konteks kehidupan sehari-hari serta berdiskusi dengan dosen dan tokoh-tokoh inspiratif yang berhasil memadukan prinsip lokal dan global dalam aktivitas mereka.


Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Islamic Studies UIII, Yanwar Pribadi mengatakan, kegiatan diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi pengembangan pemikiran dan aksi umat Islam dalam menghadapi tantangan globalisasi di era revolusi digital saat ini. 

​​​​​​​

Dengan mengusung konsep wasathiyah dan Glokal, ujar Yanwar, peserta akan dibekali dengan pemahaman yang mendalam tentang  pentingnya menjaga keseimbangan antara nilai-nilai lokal dan global dalam kehidupan sehari-hari. 

 

"Kami berharap kegiatan ini memberikan pemahaman baru kepada mahasiswa dan masyarakat soal nilai-nilai moderatisme Islam,” tuturnya. 

 

Wakil Dekan Fakultas Dakwah UIN Banten yang menjadi narasumber kegiatan tersebut, Masykur Wahid mengatakan, di Banten pernah terjadi peristiwa intoleransi yang menyedot perhatian masyarakat luas. Sayangnya, kata dia, saat itu, para pihak membuat kebijakan yang justru mendorong adanya intoleransi.


"Islam intoleran dihadirkan oleh MUI bahwa ajaran Ahmadiyah itu sesat dan menyesatkan. Kemudian oleh Pemprov Banten melalui Pergub 5 tahun 2011, yang menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah aliran yang menyimpang dari ajaran Islam," ujar Masykur Wahid saat memaparkan materi. 

 

Masykur mengatakan, seharusnya dengan adanya kelompok Ahmadiyah yang juga warga negara Indonesia yang memiliki hak meyakini keyakinannya, pendekatan yang sebaiknya dilakukan yaitu dengan merangkul serta membina, bukan  malah membuat kebijakan yang justru telah menimbulkan gesekan. 

 

"Jadi meskipun kita tidak sepaham, sebaiknya upaya untuk merangkul itu harus terus dilakukan," pungkasnya.