Gerakan Pilah Sampah di Bantul Jadi Solusi, Bisa Kurangi 6 Ton Sampah per Hari
NU Online · Kamis, 11 September 2025 | 21:00 WIB
Rikhul Jannah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Hilmy Muhammad mengapresiasi gerakan pilah sampah yang dilaksanakan di Bantul. Menurutnya, gerakan tersebut menjadi pelopor memilah sampah dari rumah dan mengolah sampah organik melalui sistem biopori.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 mencatat, Kabupaten Bantul menghasilkan sekitar 95 ton sampah per hari, dengan 75 persen berasal dari rumah tangga, dan sekitar 50 persen merupakan sampah organik.
Jika setiap keluarga mampu mengurangi dan mengolah minimal satu kilogram sampah organik per hari melalui pemilahan dan biopori, maka potensi pengurangan sampah bisa mencapai enam ton per hari. Jumlah itu setara dengan hampir tujuh persen dari total timbunan sampah harian Bantul.
“Angka ini (sampah di Bantul) relatif signifikan. Masalah sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) bisa dikurangi sejak dari hulu,” ujar Gus Hilmy, sapaan akrabnya, melalui keterangan yang diterima NU Online pada Kamis (11/9/2025).
Gus Hilmy menekankan bahwa pengelolaan sampah tanpa pemilahan terbukti gagal di banyak tempat, karena keterbatasan tenaga dan sarana petugas kebersihan.
"Oleh sebab itu, menjadikan kalurahan, ketua RW, ketua RT sebagai pelopor memilah sampah di rumah tangga adalah langkah visioner. Dalam peribahasa Arab disebutkan, an-nas ala dini mulukihim. Artinya, rakyat itu mengikut apa yang menjadi kebiasaan pemimpinnya." kata Gus Hilmy.
Ia menegaskan bahwa gerakan di hulu harus disambut dengan serius hingga ke hilir, agar dapat berjalan secara efektif.
“Jangan sampai di awal bagus, tapi finishing-nya tidak tuntas,” tegas Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta itu.
Baca Juga
Menyulap Sampah Organik Jadi Kompos
Ia menambahkan, pengolahan sampah pada sisi hilir dapat menghasilkan bahan atau barang yang memiliki nilai ekonomis, seperti kerajinan tangan berupa tas, gantungan kunci, dan hiasan dinding.
“Mindset pengelolaan sampah di hilir haruslah memberi nilai tambah. Misalnya melalui pengolahan menjadi kompos, energi alternatif, atau produk daur ulang yang bernilai ekonomi,” jelasnya.
Senator asal Yogyakarta itu berharap gerakan pilah sampah di Bantul dapat ditiru oleh kabupaten/kota lainnya.
“Jika pola ini diterapkan luas, minimal separuh persoalan sampah bisa teratasi dari hulu. Kampanye moral seperti ‘Sampahmu, Tanggung Jawabmu’ akan membentuk budaya bersih, disiplin, hidup sehat, dan bertanggung jawab,” pungkasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU Hadir Silaturahim di Tebuireng
5
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
6
KH Said Aqil Siroj Usul PBNU Kembalikan Konsesi Tambang kepada Pemerintah
Terkini
Lihat Semua