Daerah

GP Ansor Kota Bandung Lakukan Survei untuk Permberdayaan Anggota

Senin, 15 Januari 2018 | 13:26 WIB

Bandung, NU Online 
Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Bandung, dalam sebulan terakhir ini, tengah melakukan survei tentang aktivitas dan potensi ekonomi anggota. Hasil survei itu akan dibahas dalam pertemuan yang diikuti 30 Pimpinan Anak Cabang. 

Ketua GP Ansor Kota Bandung Abdul Rozak mengatakan, hasil survei itu akan dijadikan peta dalam upaya melakukan pemberdayaan anggota. 

Sebetulnya, kata dia, upaya pemberdayaan itu telah berlangsung dengan memperkenalkan pengusaha di kepengurusan Ansor dengan anggota-anggotanya. 

“Para pengusaha itu didorong untuk menjadi mitra bisnis atau merekrut karyawan dari anggota Ansor. Sebagian sudah berjalan misalnya dalam usaha jualan kaus, alat rumah tangga, dan konveksi,” kata Rozak di kantor PCNU Kota Bandung, Senin (15/1). 

Rozak menjelaskan, pemberdayaan anggota merupakan fokus kepemimpnannya di periode kedua ini. Sementara periode sebelumnya fokus kaderisasi. Pada periode pertema, fokus melakukan penataan organisasi dan kaderisasi dengan melakukan enam kali Pendidikan Kepemimpinan Dasar (PKD) dan tiga kali pendidikan dan latihan dasar (Dikltsar).

“Pada periode pertema, GP Ansor Kota Bandung berhasil merekrut 1500 kader dari 30 PAC. Itu murni dikader di angkatan saya. Kaderisasi tetap berjalan di periode kedua ini, tapi tidak menjadi fokus,” katanya.  

Untuk tetap merawat keterhubungan anggota dengan pengurus, dilakukan kegiatan Ansor Bershalawat. Kegiatan tersebut berjalan di 11 kecamatan, tujuh di antaranya menggandeng sponsor pihak luar, sementara sisanya dilakukan secara mandiri.

“Hal itu dilakukan tiap bulan dalam waktu setahun. Ini untuk merawat kader yang sudah dibina,” katanya sembari menambahkan bahwa kepemimpinannya pada periode kedua ini memang baru berjalan setahun. 

Kembali kepada pemberdayaaan anggota, menurut Rozak, dalam pertemuan awal tahun ini setiap PAC harus menyerahkan program kerja yang berkala yaitu mingguan dan bulanan. Pertemuan tersebut tidak hanya mengaji, tapi membahas ekonomi juga. 

“Bukan hanya konteks duskusi, ngaji, tapi harus konkret membicarakan ekonomi warga agar solidaritas anggota makin tumbuh,” tegasnya. (Abdullah Alawi)