Kupang, NU Online
GP Ansor NTT dan Brigade Meo bentukan Pendeta Adi Ndiy bersama mendiskusikan berbagai isu yang mempengaruhi harmonisasi kehidupan antarumat beragama di Nusa Tenggara Timur. Bersama organisasi kepemudaan lainnya, mereka di akhir pertemuan mengeluarkan petisi perdamaian di Kantor PWNU NTT, Kupang, Sabtu (24/10).
<>
Mereka menginginkan suasana masyarakat lengang dari berbagai isu-isu SARA dalam rangka menjaga bingkai kemajemukan. Semua organisasi kepemudaan yang hadir bertekad menjadikan NTT sebagai barometer ukuran kemajemukan. Mereka tidak ingin ada langkah-langkah tertentu yang akan menghancurkan keberagaman.
Berbagai masukan seluruh organisasi dan beberapa petisi menyatakan keinginannya untuk menjaga keamanan dan kedamaian bersama masyarakat NTT melalui sebuah bingkai kemajemukan yang ada di kota Kupang.
Ketua GP Ansor NTT Abdul Muis mengajak seluruh komponen tokoh muda peduli kemajemukan.
“Mari sama-sama kita menjaga perdamaian untuk kerukunan. Jangan sampai terjadi di lingkungan atau tanah kita flobamora ini berbagai isu-isu miring yang dapat menghancurkan dan keretakan di antara kita. Oleh karena itu tanggung jawab kemajemukan di NTT ada di tangan para generasi-generasi penerus NTT.”
Pendeta Adi Ndiy dalam forum juga mengajak seluruh komponen masyarakat para pemuka agama, tokoh pemuda untuk sama-sama membangun daerah dengan berbagai keragaman melalui perbedaan. (Ajhar Jowe/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua