Suasana pengijazahan kitab-kitab klasik di Pesantren Kauman Lasem, Rembang, Jawa Tengah, Ahad (5/1) malam. (Foto: Dok. PP Kauman)
Afina Izzati
Kontributor
Pengasuh Pesantren Kauman Lasem Rembang, KH Zaim Ahmad mengatakan, pemberian ijazah kitab klasik (kutub al-turats) sangat penting. Sebab, para santri selama di pesantren belum tentu mengaji semua kitab. Dengan pemberian ijazah kitab tersebut, diharapkan para penerima ijazah bisa membaca sendiri sekaligus mengajarkan dengan sah meski tidak mempelajarinya langsung.
Pernyataan itu disampaikannya usai menerima kunjungan tamu agung dari Tarim, Hadramaut, Yaman, di Pesantren Kauman Lasem. Tamu tersebut adalah Rektor Institut Al-Aydrus Tarim, Habib Abdullah bin Abdul Qodir Alaydrus yang didampingi Habib Umar bin Muhammad Mauladawilah, salah seorang pengajar dan Kepala TU kampus tersebut, pada Ahad (5/1) malam.
Oleh Gus Zaim, sapaan akrabnya, momen itu dimanfaatkan dengan meminta ijazah Kutub Turastiyyah (kitab-kitab klasik). Ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan silaturrahim ulama besar dari Tarim tersebut. Sehingga setiap kali pesantren yang ia asuh kedatangan tamu ulama besar, maka akan selalu diadakan ijazah kutub.
“Kebiasaan saya ketika ada tamu ulama besar, saya adakan multaqa (pertemuan) dengan didahului pembacaan Maulid Nabi, Simtud Durar. Dilanjutkan mauidzah, lalu pemberian ijazah kitab-kitab turats. Kemudian lanjut tanya jawab,” ujar Gus Zaim dalam bahasa Jawa.
Pesantren Kauman Lasem, lanjut dia, tidak sekali dua kali didatangi oleh para tamu penting dari luar negeri. Selain silaturrahim, kedatangan para ulama mancanegara itu sekaligus memberikan beberapa ijazah kitab klasik kepada para kiai Lasem.
“Di antaranya yang pernah bertamu di sini adalah Rektor Universitas Al Ahgaff Prof Dr Habib Abdullah bin Muhammad Baharun, Imam Besar Masjid Muhdlor Tarim Habib Abdullah Muhdlor, dan banyak lainnya,” ungkap cucu Mbah Ma’shoem Lasem ini.
Gus Zaim menambahkan, kedatangan Habib Abdullah ke Pesantren Kauman Lasem dalam rangka silaturrahim dan merajut kerja sama dalam rangka pengiriman santri untuk studi lanjut ke Institut Al-Aydrus Tarim Yaman. Al-Aydrus sendiri dikenal sebagai pusat pendidikan Qiraat Sab’ah (Tujuh Bacaan dalam Al-Qur’an).
“Semalam, ijazah yang diberikan yaitu beberapa kitab klasik pesantren dan kitab hadramiyyah. Di antara kitab yang diijazahkan adalah Fathul Mu’in, Ibnu Aqil, Mughni Labib, Jam’ul Jawami’, Bughyatul Mustarsidin dan puluhan kitab lainnya,” papar Gus Zaim.
Selain memberikan ijazah, lanjut dia, Rektor Institut Alaydrus Tarim juga berpesan yang disampaikannya dalam Bahasa arab yang diterjemahkan oleh salah seorang alumnus Pesantren Kauman yang juga alumnus Al-Ahgaf Yaman.
“Inti pesan beliau mengajak para muslim untuk bersikap moderat, tidak condong ke kanan atau ke kiri. Seperti dalam Al-Qur’an yang menerangkan tentang ummatan wasathan,” tuturnya.
Gus Zaim menambahkan, ada sekitar 200-an kiai, beberapa santri khusus yang telah dipilih dan alumni. Termasuk beberapa alumni dari universitas luar negeri juga ikut dalam acara pemberian sanad tersebut. “Ada alumni Azhar, Syarif Mesir, Khourtum Sudah, Maroko, Saudi, Tunis dan Yaman,” pungkasnya.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua