Gusdurian di Sumatra hingga Papua Peringati Harlah Gus Dur Sebulan Penuh
Kamis, 3 Agustus 2023 | 12:30 WIB
Aru Lego Triono
Penulis
Jakarta, NU Online
Jaringan Gusdurian akan mengadakan peringatan Hari Lahir (Harlah) KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) selama satu bulan penuh, dimulai pada 4 Agustus hingga puncaknya pada 7 September 2023.
Sosok Gus Dur dikenal memiliki dua tanggal lahir, yaitu 4 Agustus dan 7 September. Kedua tanggal itu karena ada kesalahan administratif yang terjadi saat Presiden ke-4 RI itu lahir. Hingga kini, dua tanggal itu dipercaya sebagai hari lahir Gus Dur.
Koordinator Sekretariat Nasional (Seknas) Jay Akhmad menjelaskan bahwa peringatan Harlah Gus Dur 2023 akan diselenggarakan di beberapa kota, baik daring maupun luring.
Di antara rangkaian acara yang akan diselenggarakan Jaringan Gusdurian adalah Peluncuran Gusdurian Academy, Gus Dur Memorial Lecture, Kampanye 17-an, Gerakan 17-an berupa upacara 17 Agustus dan forum gagasan, hingga Agenda Komunitas yang meliputi bioskop rakyat, panggung rakyat, dan bakti sosial.
Terdapat 97 titik penyelenggaraan peringatan harlah Gus Dur yang dikelola oleh 60 komunitas Gusdurian dari berbagai daerah di Indonesia, meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.
“Tercatat per hari ini ada 97 agenda dalam rangka peringatan harlah Gus Dur. Tentu data ini masih terus bergerak, baik komunitas yang akan terlibat maupun agenda-agenda dalam peringatan harlah Gus Dur selama satu bulan penuh,” ujar Jay Akhmad, melalui rilis yang diterima NU Online, Rabu (2/8/2023).
Ia menjelaskan, agenda harlah Gus Dur ini dilaksanakan mulai dari kampus hingga kampung. Di kampus, Jaringan Gusdurian akan bekerja sama dengan beberapa universitas dan perguruan tinggi untuk menyelenggarakan Gus Dur Memorial Lecture.
"Kuliah umum ini menghadirkan narasumber untuk membahas relevansi gagasan dan pemikiran Gus Dur, termasuk warisan dan cita-cita Gus Dur dalam konteks sekarang. Para akademisi dan praktisi juga akan dihadirkan dalam Webinar Peluncuran Gusdurian Academy," terang Jay.
Gusdurian Academy akan diluncurkan pada 4 Agustus 2023. Ada empat topik yang dibahas dalam webinar ini, yaitu Gus Dur dan Keadilan Ekologi yang diampu oleh Dosen UNU Kalimantan Timur Asman Azis; Gus Dur dan Pribumisasi Islam oleh Rektor ISIF Cirebon Marzuki Wahid; Gus Dur dan Demokrasi oleh Dosen Fisipol UGM Abdul Gaffar Karim; serta Gus Dur dan Keadilan Gender oleh Dosen Pascasarjana PTIQ Hj Nur Rofiah.
Jay berharap, peringatan harlah Gus Dur ini dapat menjadi ruang dan momentum bersama dalam meneruskan sekaligus meneladani perjuangan Bapak Pluralisme dalam menjaga bangsa kita.
“Kita masih perlu belajar dari tokoh bangsa bernama Abdurrahman Wahid dalam menjaga Indonesia agar lebih baik,” ungkap Jay yang juga menjadi penanggung jawab kegiatan ini.
Sebagai seorang pemimpin besar, kata Jay, Gus Dur punya mimpi besar tentang Indonesia masa depan. Bagi Gus Dur, Indonesia yang dicita-citakan segaris dengan cita-cita para pendiri bangsa.
Gus Dur mengidealkan Indonesia yang adil, makmur, majemuk tanpa diskriminasi. Gus Dur mempunyai impian mengenai masyarakat sipil yang kuat serta berkurangnya peran negara dalam banyak sektor. Saat menjadi presiden, hal-hal seperti ini ditunjukkan dalam berbagai kebijakannya.
Cita-cita dan pemikiran Gus Dur mengenai Indonesia itu, lanjut Jay, masih sangat relevan untuk diperbincangkan kembali. Terutama saat ini ketika Indonesia masih terus berkutat dengan masalah-masalah diskriminasi, meredupnya ruang demokrasi, dan melemahnya masyarakat sipil. Terlebih, saat ini Indonesia akan memasuki hajat politik yang cukup besar.
Diketahui, pada Februari 2024 Indonesia akan menggelar Pemilu Serentak – Pemilihan Umum untuk memilih Presiden, Wakil Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat, dan anggota badan legislatif daerah. Pada November 2024, Indonesia juga akan memilih gubernur di 38 provinsi, walikota di 415 kotamadya dan 98 kota di seluruh negeri.
"Kita tahu, hampir seluruh hidup Gus Dur diabdikan untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik. Untuk mengenang sekaligus memberi makna pada kelahiran Gus Dur penting sekali untuk terus merawat nilai, pemikiran, dan keteladanan (NPK) Gus Dur," jelas Jay.
"Selama ini warisan-warisan NPK Gus Dur seringkali relevan, terutama ketika bangsa Indonesia menghadapi masalah ketidakadilan hingga pelemahan kekuatan masyarakat sipil yang terjadi beberapa tahun belakangan ini," pungkasnya.
Sebagai informasi, Jaringan Gusdurian adalah sebuah jejaring kerja yang berisi individu, lembaga, dan komunitas yang memiliki visi bersama untuk meneruskan NPK Gus Dur.
Pada momentum Harlah Gus Dur tahun ini, Jaringan Gusdurian ingin menyebarkan NPK Gus Dur di kalangan akademisi, praktisi, dan masyarakat umum melalui berbagai rangkaian acara yang telah disusun.
Melalui diseminasi gagasan ini, jaringan yang memiliki komunitas di lebih dari 150 kota ini juga akan mengampanyekan NPK Gus Dur melalui media sosial untuk menyasar generasi muda.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua