Sumenep, NU Online
Kesadaran warga harus ditingkatkan demi menanggulangi peredaran virus Corona. Karenanya, edukasi terkait Covid-19 harus terus dilakukan demi menumbuhkan kesadaran kolektif di akar rumput.
Upaya ini juga yang dilakukan Gugas NU Siaga Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pragaan, Sumenep, Jawa Timur. Menggandeng pemerintah kabupaten dan Gugus Tugas (Gugas) NU Siaga melakukan beragam tindakan yang mampu mengembalikan peta penyebaran Covid-19 agar Sumenep kembali hijau. Seluruh elemen digerakkan dalam menghadapi pandemi ini dengan beragam aksi yang mampu memutus mata rantai virus, lebih-lebih di kawasan yang sangat rawan bagi tersebarnya virus dimaksud.
Langkah yang dilakukan Gugas NU Siaga MWCNU Pragaan adalah dengan melakukan edukasi bahaya Covid-19 kepada masyarakat. Pada beberapa waktu lalu dilakukan di Desa Jaddung dengan memanfaatkan mushala yang diasuh tokoh setempat.
KH A Junaidi Mu'arif selaku Ketua MWCNU Pragaan menjelaskan akan pentingnya mematuhi anjuran negara atau pemerintah di masa pandemi Covid-19.
"Kami mengharap kepada masyarakat untuk saling bekerja sama. Karena Covid-19 tidak akan pernah berakhir jika masyarakat tidak mematuhi aturan yang ditetapkan oleh pemerintah," katanya di hadapan jamaah shalat tarawih di mushala, Selasa (28/4).
"Covid-19 adalah virus yang dinyatakan pendemik oleh WHO. Virus ini mudah menyebar ke seluruh negara secara cepat, bahkan belakangan ini menginfeksi menusia tanpa gejala. Orangnya tampak sehat, tapi hasil tes swapnya positif corona,” ungkap Kiai Zubairi Karim.
Wakil Ketua MWCNU Pragaan tersebut menegaskan lagi kepada jamaah bahwa Sumenep sudah dinyatakan zona merah. Maka, kewaspadaan harus semakin ditingkatkan.
"Cara yang paling mudah adalah menjaga jarak aman dengan warga lainnya atau kontak sosial baik di masjid, mushala, pasar, dan tempat keramaian atau berkumpulnya masyarakat," terang Kiai Zubairi.
Dirinya juga memberikan penjelasan pada masyarakat tentang physical distancing bahwa kalau tak ada kepentingan mendesak, jangan keluar rumah atau stay at home.
“Kalau terpaksa, pakai masker dan pastikan sebelum masuk masjid atau mushala mencuci tangan pakai sabun, demikian pula saat hendak masuk rumah hendaknya cuci tangan," jelasnya.
Dirinya juga memberikan tips pada masyarakat tentang mewaspadai pendatang baru dari luar atau orang yang baru datang dari zona merah. Karena berdasarkan informasi, mereka kebanyakan para perantau.
"Jika menemukan hal itu, pastikan isolasi mandiri selama 14 hari sebagaimana protokol kesehatan," tegasnya.
Mendapat pemahaman seperti ini, sebagian warga berterima kasih atas jerih payah pengurus NU. Bagi mereka, kiprah tim Gugas Pragaan yang telah mensosialisasikan bahaya Covid-19 kepada masyarakat pedesaan patut diapresiasi.
"Kami baru sadar bahwa negara memang terkesan ketat. Hal itu bukan karena benci kepada warganya, tapi karena menyayangi seluruh warga beserta keluarganya," kata Syarifuddin selaku jamaah.
Kecamatan Pragaan adalah kawasan perbatasan dengan Kabupaten Pamekasan yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai zona merah karena ada warga yang positif mengidap Covid-19. Mobilitas warga datang ke Sumenep semakin tinggi karena mamasuki bulan Ramadlan dan jelang hari raya Idul Fitrri. Karena warganya banyak juga yang merantau ke sejumlah kota, khususnya Jakarta.
Kontributor: Firdausi
Editor: Ibnu Nawawi