Nasional

Soal Penggunaan Avigan dan Klorokuin untuk Obat Covid-19

Selasa, 28 April 2020 | 13:00 WIB

Soal Penggunaan Avigan dan Klorokuin untuk Obat Covid-19

Ilustrasi. (NU Online)

Jakarta, NU Online
Beberapa waktu yang lalu, Pemerintah Indonesia membeli sejumlah obat untuk mencegah perkembangan virus corona (Covid-19), yaitu Avigan dan Klorokuin. Dua obat ini diklaim mampu menyembuhkan pasien virus corona. Meski demikian, tidak rekomendasi WHO untuk obat Covid-19.

Menurut Pakar Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI), dr Syahrizal Syarif menjelaskan, Avigan ini sebetulnya obat yang dikembangkan untuk influensa.

“Tapi kemudian dalam situasi wabah seperti sekarang diujicobalah ke berbagai negara, salah satunya di Xenxen, Wuhan, China. Mereka mengklaim bahwa manfaatnya baik, yaitu sembuh lebih cepat, tingkat keparahan juga bisa dikurangi sehingga bisa menrununkan angka kematian,” ujar Syahrizal beberapa waktu lalu di Jakarta.

Sedangkan Klorokuin obat anti malaria. Dulu pernah dipakai untuk SARS di China. Dipakai untuk SARS karena menunjukkan efek yang baik untuk pengobatan.

“Reaksi antara keduanya sama, yaitu menghalangi. Kalau avigan menghalangi virus melakukan replikasi. Sedangkan klorokuin menghalangi virus akan menempel di jaringan dan mencegah terjadinya banjir sitokin jadi mencegah tingkat keparahan,” jelas Syahrizal yang juga Ketua PBNU Bidang Kesehatan ini.

Menurutnya, yang harus dipahami bahwa hingga sekarang tidak ada rekomendasi dari WHO, tidak ada pilihan untuk obat Covid-19. Masing-masing negara bebas memilih.

“Tapi pilihan masing-masing negara berbeda-beda untuk pilihan obatnya. Yang jelas, obat-obat tersebut tidak ada apa-apa digunakan dalam situasi wabah seperti sekarang,” kata Syahrizal.
 
Avigan merupakan obat antivirus yang dikembangkan oleh Toyama Chemical of Japan demi melawan banyak virus RNA. Pada Februari 2020, obat ini dipakai oleh Tiongkok untuk pengobatan eksperimental Covid-19.

Sementara klorokuin adalah obat yang sudah ada di Indonesia yang biasa digunakan sebagai obat malaria. Klorokuin sudah sejak lama diproduksi di Indonesia.

Klorokuin sendiri selain obat untuk malaria bisa juga dipakai sebagai penekan sistem imun. Terutama pada pasien-pasien dengan autoimun, yakni respons imunnya berlebihan terhadap suatu senyawa yang berasal dari tubuh sendiri contohnya penyakit lupus dan artritis.

Klorokuin belakangan digunakan sebagai antivirus, hal itu secara teori dipelajari dari kasus terdahulu. Klorokuin pernah digunakan untuk obat epidemi SARS atau Sars Corona Virus (Sars Cov) pada 2002-2003.

Pada Sars Cov sudah dipelajari bahwa virus itu ketika mau masuk ke dalam sel tubuh, dia harus berikatan dulu dengan suatu reseptor Ace 2 (enzim protein). Ternyata klorokuin, kata Zullies, bisa mengikat atau berinteraksi dengan Ace 2.

Avigan merupakan obat yang diproduksi di Jepang. Di negeri sakura Jepang, obat tersebut digunakan sebagai obat flu.

Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Kendi Setiawan