IPNU-IPPNU Lombok Barat Teguhkan Nilai Pesantren di Tengah Ujian Zaman
NU Online · Senin, 27 Oktober 2025 | 18:30 WIB
Lombok Barat, NU Online
Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Lombok Barat menggelar acara bertajuk Bershalawat: Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia di halaman Pondok Pesantren Nujumul Huda, Batu Samban, Kecamatan Lembar, pada Jumat (24/10/2025).
Kegiatan ini dihadiri ratusan pelajar, santri, tokoh masyarakat, serta para kiai yang bersama-sama meneguhkan kembali semangat cinta Rasul dan komitmen terhadap nilai-nilai pesantren.
Ketua PC IPNU Lombok Barat Muammar Khadafi menyampaikan bahwa kegiatan bershalawat ini bukan sekadar ekspresi cinta kepada Nabi Muhammad, tetapi juga bentuk refleksi spiritual di tengah derasnya arus informasi yang kerap menggoyahkan nilai moral dan keagamaan di kalangan generasi muda.
“Bershalawat adalah cara kita menjaga hati agar tetap terikat dengan Rasulullah, dan menjaga langkah agar tetap di jalan kebenaran. Melalui kegiatan ini, kami ingin mengingatkan bahwa santri dan pelajar NU harus menjadi penjaga moral bangsa, bukan hanya penikmat perubahan, tetapi juga pelaku dalam membangun peradaban,” ujar Muammar.
Ia juga menyinggung kasus Trans7 yang sempat menuai sorotan karena menayangkan konten yang dinilai tidak menghormati nilai-nilai keagamaan dan lembaga pesantren.
“Di saat sebagian pihak menguji kesabaran dan iman para kiai dan santri lewat pemberitaan dan hiburan yang menyinggung nilai-nilai Islam, Lombok Barat justru menjawabnya dengan shalawat. Ini bukan bentuk kemarahan, tapi bentuk kekuatan moral, bahwa pesantren tidak akan kalah oleh narasi negatif,” tegasnya.
Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Nujumul Huda Batu Samban TGH Moh Nafsain Khalily menegaskan bahwa pesantren hari ini harus menjadi benteng peradaban dan moralitas di tengah gempuran modernitas yang semakin bebas.
“Pesantren adalah benteng terakhir moral bangsa. Ketika banyak nilai mulai kabur, pesantrenlah yang menjaga akhlak dan adab. Maka kegiatan bershalawat ini adalah simbol bahwa santri Lombok Barat tidak akan gentar menghadapi arus dunia modern. Kita jawab ujian zaman bukan dengan amarah, tetapi dengan shalawat,” ucapnya.
Menurutnya, santri dan pelajar NU memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan nilai-nilai keagamaan. Di tengah isu-isu nasional yang sering kali menantang martabat pesantren, ia mengajak seluruh santri untuk menjawabnya dengan ilmu, adab, dan doa.
“Jangan biarkan dunia luar mendikte siapa kita. Pesantren bukan tempat keterbelakangan, tapi taman ilmu dan akhlak. Ketika orang lain merendahkan, kita tinggikan dengan akhlak mulia,” tambahnya.
Kegiatan ini juga menghadirkan refleksi santri yang disampaikan oleh TGH Ali Maksum. Dalam refleksinya, ia menyoroti pentingnya memperkuat nilai keikhlasan, kemandirian, dan keilmuan santri di tengah derasnya arus digitalisasi dan modernisasi.
“Santri hari ini harus tangguh. Kita boleh hidup di zaman modern, tapi hati tetap harus santri. Jangan terombang-ambing oleh dunia maya yang penuh ilusi. Shalawat menjadi pengikat hati agar tetap tenang, agar iman tidak mudah goyah,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa isu-isu nasional yang muncul di media bukan hanya ujian bagi pesantren, tetapi juga kesempatan untuk menunjukkan kedewasaan dalam bersikap.
“Ketika media mengguncang marwah pesantren, sebenarnya Allah sedang menguji seberapa kuat keikhlasan kita. Dan malam ini, dengan bershalawat, Lombok Barat telah memberikan jawaban yang elegan bahwa pesantren tetap kokoh, tenang, dan berakar dalam cinta Rasul,” ujarnya.
Acara IPNU-IPPNU Lombok Barat Bershalawat berlangsung dengan penuh khidmat. Lantunan shalawat menggema ke seluruh penjuru, disertai rasa haru dan kebersamaan yang kental.
Santri dan pelajar duduk berdampingan, membawa obor semangat keislaman dan kebangsaan yang menyala di hati mereka.
Di penghujung acara, seluruh jamaah bersama para kiai memanjatkan doa untuk keselamatan bangsa dan kekuatan pesantren dalam menghadapi tantangan zaman.
Kontributor: Ahmad Rizal
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU Hadir Silaturahim di Tebuireng
5
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
6
Gus Yahya Persilakan Tempuh Jalur Hukum terkait Dugaan TPPU
Terkini
Lihat Semua