Jumat Berbagi di Rembang Datangi Pencari Limbah Pembuangan Akhir
Jumat, 27 November 2020 | 12:45 WIB
Pembagian di TPA dilakukan karena melihat resiko yang harus dihadapi dan kondisi kesehatan para pekerja di tempat TPA yang harus berhadapan dengan lingkungan yang tidak sehat. (Foto: NU Online/M Ronji)
Mochamad Ronji
Kontributor
Rembang, NU Online
Sebanyak 500 paket nasi dibagikan gratis kepada masyarakat yang membutuhkan dalam aksi kemanusian bertajuk Jumat Berbagi, Jumat (27/11). Aksi ini dimotori oleh para donatur, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), dan NU Care- LAZISNU Kabupaten Rembang.
Sasaran utamanya adalah masyarakat kurang mampu, gelandangan, dan para pekerja pengambil barang bekas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pembagian di TPA dilakukan karena melihat risiko yang harus dihadapi dan kondisi kesehatan para pekerja di tempat TPA yang harus berhadapan dengan lingkungan yang tidak sehat.
Ketua IPNU Rembang, Muhammad Kurniawan mengatakan dalam membagi-bagikan makanan gratis tersebut yang paling berkesan saat bertemu warga yang rata-rata sudah berusia lanjut (Lansia) di TPA. Mereka tidak mempedulikan lagi kumuh, kotor, dan bau sampah yang menyengat demi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Di sana (TPA) ada pemukiman sederhana dengan gubuk-gubuk kecil, meskipun mereka tidak bertempat tinggal di sana (pulang), kebanyakan mereka adalah orang-orang tua dengan usia yang sudah tidak waktunya bekerja," kata Kurniawan saat membagikan nasi gratis di TPA Landoh, Desa Landoh, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang.
Rekan Waw sapaan akrabnya selaku pendistribusi menjelaskan penyaluran paket makan gratis tidak hanya di Kecamatan Rembang dan Kecamatan Sulang, akan tetapi juga di Kecamatan Sumber. Di antaranya juga diberikan kepada tukang becak, petani padi, dan pengguna jalan lainnya yang dirasa membutuhkan.
"Kami dari IPNU IPPNU Rembang juga mengajak warga Rembang lainnya untuk berbagi bersama setiap Jumat dalam bentuk apa pun, jika diperlu untuk didistribusikan dari IPNU IPPNU dan NU Care- LAZISNU Rembang akan siap memfasilitasi," jelasnya.
Ia berharap kegiatan atau aksi tersebut bisa berjalan terus setiap Jumat dan semakin banyak para donatur yang ikut menyisikan sebagian hartanya. "Supaya keluarga-keluarga kita di luar sana bisa menikmati juga apa yang kita punya dan jangan sampai mereka dipandang sebelah mata," imbuhnya.
Sementara, salah satu pemungut limah Watini (72) mengatakan pendapatan yang dihasilkan dari memulung digunakannya untuk keperluan sehari-hari. Ia menceritakan, tidak mudah untuk mendapatkan barang limbah sampah yang bernilai jual. Ia harus rela mempertaruhkan kesehatan bahkan nyawanya dalam mengais rezeki.
"Ambil sampah plastik, kertas, karung bekas untuk dibawa ke gubuk sederhana dan dipilah kembali. Kemudian, hasilnya dijual ke pengepul langganan," kata Mbah Watini.
Dari penjualan barang-barang limbah yang berhasil dipilah seperti plastik dan kertas hanya laku Rp500 sampai Rp700 per kilogram. Selain itu, untuk mengambil upah jual tersebut, Mbah Watini mengambilnya satu bulan sekali.
"Tidak mesti terkadang satu bulannya bisa terkumpul sebanyak Rp400.000, terkadang juga dapat sampai dengan Rp600.000. Tidak menentu untuk pendapatannya," jelasnya.
Kontributor: Mochamad Ronji
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua