Daerah

KBNU UIN Bandung Perkuat Tradisi Aswaja di Kampus Negeri

Jumat, 28 Oktober 2022 | 11:15 WIB

KBNU UIN Bandung Perkuat Tradisi Aswaja di Kampus Negeri

Jajaran pimpinan civitas akademika UIN Sunan Gunung Djati Bandung bersama ribuan hadirin bersholawat dalam peringatan Maulid Nabi dan Hari Santri 2022, Kamis (27/10/22) di Masjid Ikomah. (Foto: Dok. KBNU/Reza)

Bandung, NU Online
Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU) UIN Sunan Gunung Djati menggelar peringatan Hari Santri Nasional dan Maulid Nabi dengan tajuk ‘KBNU Bersholawat’ pada Kamis (27/10/2022) siang, di Masjid Ikomah, kampus setempat.


Ketua KBNU UIN Sunan Gunung Djati H Dudang Gojali dalam sambutannya menyampaikan, keberadaan KBNU menjadi wadah bagi civitas akademika UIN Bandung mulai dari pimpinan, dosen, tenaga pendidik dan mahasiswa yang memiliki serta menjalankan tradisi Islam ala Nahdlatul Ulama.


“Di tengah keberagamaan pemahaman dan gerakan, KBNU ada bukan untuk semakin menguatkan perbedaan pemahaman keagamaan di lingkungan kampus, namun untuk menguatkan kebersamaan. Kami pun sangat memahami akan pentingnya sinergitas dan kolaborasi sebagai upaya untuk mencapai cita-cita negeri,” katanya.


Dudang menjelaskan, sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing dalam kehidupan masyarakat global, KBNU saat ini sedang bergairah untuk melakukan gerakan-gerakan, baik gerakan kebangsaan maupun keberagamaan.


“Agar kehadiran dan keberadaan kami dapat memberikan kontribusi lebih positif baik NKRI maupun untuk institusi sesuai dengan semangat Islam rahmatan lil’alamin,” tutur Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam ini.


Pada kesempatan yang sama, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Prof Dr KH Mahmud menuturkan bahwa kehadiran KBNU menjadi warna baru yang membuat kebermanfaatan NU semakin terasa.


“Meski latar belakang dan sudut pandang yang berbeda, namun ternyata bisa menyatu dalam tradisi Islam Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja). Perbedaan adalah sebuah keniscayaan yang patut untuk disyukuri,” tutur Mahmud.


Prof Mahmud mengungkapkan, santri dan kiai dalam sejarahnya dapat mengalahkan penjajah hanya dengan sebilah bambu. Akan tetapi, kini santri atau mahasiswa yang dibekali ilmu dan senjata canggih berupa smartphone belum tentu dapat berhasil melawannya.


“Oleh karenanya, santri zaman sekarang perlu diseimbangkan antara pendekatan fisik dengan pendekatan spiritual,” ungkap Ketua Umum Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) periode 2021-2023 ini.


Prof Mahmud berpesan kepada segenap Nahdliyin yang hadir dalam acara ini agar mendoakan para pendiri kampus Sunan Gunung Djati khususnya, KH Anwar Musaddad, yang tidak lain merupakan ulama kharismatik NU di Jawa Barat dan sempat menduduki kursi Wakil Rais Aam PBNU pada Muktamar NU di Semarang (1980).


“Mari doakan pendiri kampus kita, yakni Kiai Anwar Musaddad. Tak lupa, doakan juga jajaran rektor yang telah wafat dan masih hidup,” pinta rektor ke-10 itu sambil memimpin doa bersama ribuan hadirin.


Dalam acara yang diisi pembacaan Kitab al-Barjanzi serta gema shalawat diiringi rebana ini turut hadir juga berbagai organisasi. Antara lain PMII, GP Ansor, Fatayat, Muslimat, jaringan alumni pesantren serta santri mahasiswa di lingkungan kampus I UIN Sunan Gunung Djati Bandung.


Kontributor: M Zidni Nafi’
Editor: Musthofa Asrori