KH Taufik Hasyim (berdiri) saat memberikan sambutan dalam Silatda 1 dan Ijazah Kubro. (Foto: NU Online/Hairul Anam)
Hairul Anam
Kontributor
Pamekasan, NU Online
Revolusi industri 4.0 menawarkan jasa digitalisasi yang sangat tinggi. Semuanya serba instan. Lewat handphone (HP), dunia seakan dalam genggaman.
Demikian ditegaskan Ketua PCNU Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, KH Taufik Hasyim saat memberikan arahan kepada 848 Kader Penggerak NU di Pondok Pesantren Al-Falah Sumber Gayam, Kadur, Pamekasan, Ahad (1/3), dalam acara Silaturrahim Daerah (Silatda) 1 dan Ijazah Kubro.
"Dari saking pentingnya HP, adakalanya istri terabaikan. Coba Kiai NU bepergian dan HP tertinggal di rumah, sudah pasti kita kembali. Tapi ketika istri tertinggal di rumah, kemungkinan besar kita berpikir seribu kali untuk kembali pulang," ujar Kiai Taufik yang disambut gelak tawa hadirin.
Sepintas, penegasan Kiai Taufik tersebut adalah guyonan. Namun, bisa dipertanggungjawabkan. Sebab, sesuai dengan fakta di lapangan.
"Bagi kami, guyonan beliau terkait HP dan istri mengandung pembelajaran yang sangat berarti. Setidaknya kita tersadarkan betapa era digitalisasi kerap mengurangi rasa peduli kita terhadap orang yang kita sayangi," respon Ketua Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Kadur, Lora Muhammad Salam Bakir.
Menurut Ra Salam, sapaan akabnya, revolusi industri 4.0 tidak dapat dihindari. Warga Nahdliyin mesti menyikapi secara pro-aktif dan positif.
"Di media sosial (medsos), misalnya. Kita mesti menangkal informasi bohong (hoaks), utamanya yang berkenaan dengan fitnah terhadap kiai dan warga NU. Kalaupun kita tidak bisa menangkalnya, minimal tidak turut men-share atau menebarluaskannya," terang Lora Salam.
Guyonan Kiai Taufik, tambahnya, merupakan cambuk bagi Nahdliyin untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan positif di medsos atau media massa. Segala kegiatan NU dan badan otonom (banom)-nya, harus difoto atau divideo untuk selanjutnya diviralkan.
"Tentu niat dan tujuannya adalah syi’ar Islam lewat berjuang di NU," tegas Lora Salam.
Dalam acara Silatda 1 dan Ijazah Kubro tersebut, Kiai Taufik menegaskan kepada para Kader Penggerak NU Kabupaten Pamekasan agar terlibat dalam struktur kepengurusan NU, baik di tingkat pengurus ranting maupun tingkat kecamatan.
"Bisa sebagai pengurus ranting NU, pengurus MWCNU, maupun di lembaga atau banom NU. Ketika amanah kepengurusan memanggil, pantang untuk menyatakan tidak bagi Kader Penggerak NU," tegas Kiai Taufik.
Pengasuh Pesantren Sumber Anom, Palengaan, Pamekasan tersebut menyatakan, kader-kader NU harus menjadi tonggak gerakan NU di kepengurusan ranting dan MWCNU atau di lembaga serta banom.
"Ketika itu terwujud, insyaallah NU di Kabupaten Pamekasan akan terus bangkit dan hadir membumi di tengah-tengah masyarakat," tukasnya.
Kontributor: Hairul Anam
Editor: Aryudi AR
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua