Daerah RAPIMDA LTMNU

Ketika Pengeras Suara Masjid Berbunyi

Sabtu, 30 Maret 2013 | 13:03 WIB

Tegal, NU Online
Jika kalimat “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh” berbunyi dari masjid, warga sekitar yang mendengar sudah siap dengan kabar berita duka cita, kehilangan tetangga.  
<>
Menurut Ketua Pengurus Pusat Lembaga Ta’mir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) KH Abdul Manan A. Ghani, kejadian seperti itu hampir dimana-mana. Selain panggilan shalat dan pengajian, seolah-olah fungsi pengeras suara hanya mengabarkan duka cita.

“Padahal banyak fungsinya terkait kemakmuran mesjid,” katanya di hadapan 100 peserta Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) LTMNU dalam rangka konsolidasi dan koordinasi para imam, khotib, dan DKM se-Kabupaten Tegal di aula Sena Ayu Graha SMKN 2 Slawi, Tegal, pada Sabtu, (30/3).

Ia berpendapat, pengeras suara di masjid harus digunakan untuk pengumuman kegiatan-kegiatan sosial lain seperti penyuluhan ekonomi, kesehatan, pertanian, dan kegitan-kegiatan pemberdayaan umat lain.

“Saya ingin di masjid NU itu kelak mendengar pengumuman pelayanan kesehatan oleh DKM masjid,” harapnya.

Ia kemudian merinci kegiatan-kegiatan untuk memakmurkan masjid. Menurutnya, untuk tujuan itu kita harus mendengar 7 hal dari doa orang selepas shalat. Tujuh harapan itu adalah salamatan fiddin, penguatan akidah Ahlu Sunah wal-Jamaah, syariah, dan akhlak jamaah.

Wa 'afiyatan fil jasad, masjid sebagai pusat kesehatan. Masjid harus bersih dan sehat. Wjiyadatan fil-ilmi, masjid sebagai pusat kegiatan keilmuan. Wa barokatan fi rizky, masjid harus menjadi pemberdayaan umat.

Wa taubatan qobla maut, menjadikan masjid sebagai pusat dakwah. Wa rahmatan qoblal maut, masjid sebagai kegiatan sosial, menolong orang sakit, atau terkena bencana. Wa maghfirotan ba’dal maut, di masjid juga tempat untuk mendoakan orang, “JIka orang memakmurkan masjid, Allah akan memakmurkan kehidupan orang itu,” tegasnya.

Dan yang lebih penting, sambung kiai asal Cirebon ini, kita mengimani janji Allah itu, kemudian melaksanakannya.  

Rapimda tersebut  dibuka Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F. Mas’udi, terselenggara atas kerjasama PP LTMNU-LTMNU Kabupaten Tegal dengan PT SInde Budi  Sentosa.  


Penulis: Abdullah Alawi