Daerah

Ketua Fatayat NU Jombang Fokus Pemberdayaan Ekonomi dan Regenerasi

Selasa, 23 Juli 2019 | 11:30 WIB

Ketua Fatayat NU Jombang Fokus Pemberdayaan Ekonomi dan Regenerasi

Lailatun Ni'mah, Ketua PC Fatayat NU Jombang masa khidmah 2019-2024.

Jombang, NU Online
Fatayat Nahdlatul Ulama adalah di antara badan otonom (Banom) yang memiliki kepengurusan dan anggota hingga akar rumput. Seiring dengan terlaksananya Konferensi Cabang (Konfercab) Fatayat NU Jombang, Jawa Timur, ada sejumlah program yang menjadi fokus pada kepengurusan masa khidmah 2019 hingga 2024 mendatang.
 
“Kami akan berusaha keras merealisasikan amanah yang telah disampaikan pada sidang komisi dan pleno baik program maupun rekomendasi pada perhelatan Konfercab Fatayat NU Jombang kemarin,” kata Lailatun Ni’mah, Selasa (23/7).
 
Perempuan yang dipercaya sebagai Ketua Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Jombang tersebut mengemukakan bahwa di antara perhatiannya adalah memberdayakan taraf ekonomi perempuan muda. “Ini juga diamanatkan pada Konfercab kemarin dan saya juga sangat mendukung harapan dari peserta,” kata alumnus Fakultas Hukum Universitas Islam Malang (Unisma) tersebut.
 
Bagi Ning Eli, sapaan akrabnya, tugas perempuan saat ini lumayan berat dan juga mulia. “Tidak semata berkutat di kegiatan domistik di rumah, juga bagaimana turut membantu ekonomi keluarga,” kata cucu pahlawan nasional, KH Abdul Wahab Chasbullah ini.
 
Menurutnya, tugas utama perempuan memang menyelesaikan tugas rumah tangga. “Namun sembari berkegiatan rutin di rumah, perempuan bisa juga menambah income keluarga dengan membangun usaha,” terangnya. Hal tersebut semakin menemukan momentum dengan kemudahan akses dengan dukungan internet, lanjutnya.
 
Salah seorang wakil kepala di Madrasah Aliyah Unggulan KH Abdul Wahab Hasbulloh (MAUWH) Tambakberas itu berharap, seluruh potensi usaha dan jaringan yang  dimiliki Fatayat NU dapat disinergikan demi memastikan pemberdayaan ekonomi tersebut. “Tinggal bagaimana mengasah keterampilan bertransaksi secara online dengan jejaring yang dimiliki sehingga lebih optimal,” ungkapnya.
 
Putri pasangan almaghfurlah KH M Asy’ari dan Nyai Hj Mundjidah Wahab tersebut mengakui bahwa sejumlah pengurus dan anggota Fatayat NU di Jombang telah memiliki keterampilan dalam berbisnis secara online. “Namun kemampuan tersebut masih belum merata. Kita harapkan akan ada pelatihan yang lebih intensif agar kemampuan bisa terasah dan usaha yang ditekuni lebih fokus dan berkembang dengan baik,” harapnya.
 
Yang juga menjadi amanah adalah regenerasi anggota dan pengurus. “Bagi mereka yang telah berusia di atas 45 tahun, nantinya tidak lagi bisa menjadi fungsionaris dan anggota Fatayat NU. Kami sarankan mereka dapat berkhidmat di kepengurusan Muslimat NU,” kata pimpinan di Pondok Pesantren Putri Lathifiyah II Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang tersebut. 
 
Menurutnya, ini juga dapat memastikan bahwa regenerasi di tubuh NU, termasuk badan otonom bisa berjalan sesuai aturan. “Sehingga para perempuan muda NU yang nota bene memiliki banyak ide kreatif, bisa saling bersinergi demi memajukan kepengurusan di masa mendatang,” ungkapnya.
 
Pemberdayaan perempuan juga menjadi perhatiannya, khususnya dalam hal penguatan nilai Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) an-Nahdliyah. “Karena para ibu muda adalah madrasatul ula atau sekolah pertama bagi anak. Memastikan para ibu memiliki pemahaman agama yang benar sangatlah mendesak agar lahir anak-anak yang tidak tercerabut dari ajaran Islam Aswaja an-Nahdliyah,” tegasnya.
 
Namun demikian, seluruh amanah pada Konfercab Fatayat NU kemarin akan diformulasikan dengan komposisi kepengurusan harian dan sejumlah bidang. “Kami sedang berembuk dengan tim formatur untuk menentukan komposisi kepengurusan dengan mengakomodir utusan dari Pimpinan Anak Cabang yang memiliki kemampuan dan dedikasi,” katanya.
 
Setelah semua dapat diselesaikan, maka akan dilanjutkan dengan pelantikan dan rapat kerja. “Minta doanya agar seluruh tahapan berjalan lancar,” pungkasnya.
 
PC Fatayat NU Jombang menggelar Konfercab, Ahad (21/7) di pendopo kabupaten setempat. Sebelumnya sebagai ketua adalah Ema Ummiyatul Chusnah yang memimpin selama dua periode. (Ibnu Nawawi)