Jember, NU Online
Tak dapat dipungkiri bahwa pembinaan akhlak adalah target dari terselenggaranya keseluruhan proses pendidikan nasional. Sebab, akhlak merupakan elemen kunci dari keberhasilan pembangunan SDM (sumber daya manusia). Betapapun cakapnya seseorang namun tidak disertai dengan perangai atau akhlak yang baik, maka kecakapannya bisa menjadi bumerang bagi dirinya dan orang lain.
“Sejak awal, kami memprioritaskan akhlak dalam proses pendidikan di sini tanpa mengabaikan disiplin ilmu yang lain,” ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Bustanul Ulum, Pakusari, Kabupaten Jember, Jawa Timur , Kiai Muhammad Hafidi saat memberikan pengarahan dalam seminar Peran Orang Tua dalam Menangkal Kenakalan Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba di halaman pesantren setempat, Sabtu (21/12).
Menurut Kiai Hafidi, mendidik dan membentuk prilaku murid itu tidak gampang, karena menyangkut karakter. Katanya, pembinaan akhlak saat ini terasa begitu penting di tengah globalisasi budaya yang menyusup diantara tayangan televisi dan media sosial. Kenyataannya, tidak sedikit remaja mengalami degradasi moral yang ditandai dengan keterlibatan mereka dalam tawuran, tindak pidana, menyalahgunakan narkoba,dan mendurhakai orang tuanya.
“Kami tidak muluk-muluk, kami hanya ingin anak didik kami tidak kurang ajar kepada organ tua dan gurunya. Itu saja,” tamabahnya.
Oleh karena itu, anggota DPRD Kabupaten Jember tersebut berhap agar para wali murid ikut mendoakan anaknya agar diberi petunjuk oleh Allah untuk menjadi anak yang berakhlak mulia, patuh kepada orang tua dan gurunya. Doa orang tua tak kalah pentignnya dengan pelajaran di sekolah.
“Kami mengimbau mari semua wali murid berdoa agar anaknya diberi petunjuk untuk menjadi anak yang shaleh shalehah,” harapnya.
Di bagian lain, Kiai Hafidi menyinggung soal wacana akan dihapusnya ujian nasional. Menurutnya, dihapus atau tidak ujian nasional, tidak berpengaruh pada lembaga formal yang dibinanya. Sebab, ujian nasional yang digelar untuk mendorosng siswa agar menjadi pintar dan cakap, tidak begitu sesuai dengan target pendidikan Pondok Pesantren Bustanul Ulum.
“Yang kami utamakan adalah ingin mencetak santri dan anak didik yang berkhlak mulia, tidak kurang ajar. Itu saja. Sehingga ada atau tidak ujian nasional, tidak ada pengaruhnya pada kami,” ucapnya.
Pondok Pesantren Bustanul Ulum memiliki tiga lembaga formal, yaitu Madrasah Ibtidaiyah, SMP IBU, dan SMK IBU. IBU adalah kepanjangan dari Islam Bustanul Ulum, yang merupakan branding dari lembaga tersebut.
Seminar itu merupakan kegiatan yang mengakhiri rangkaian belajar-mengajar untuk semester ganjil di semua sekolah formal di lingkungan Pondok Pesantren Bustanul Ulum.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua