Kreatif, Suara Galon dan Botol Bekas Iringi Lomba Kreasi Lalaran Hari Santri
Senin, 18 Oktober 2021 | 06:00 WIB
Salah satu peserta Musabaqah Kreasi Lalaran Nadham Hari Santri di Pringsewu. (Foto: NU Online/ Faizin)
Muhammad Faizin
Kontributor
Pringsewu, NU Online
Tak ada rotan, akar pun jadi. Tak ada alat musik modern, galon dan botol bekas pun bisa. Inilah kreativitas yang ditunjukkan para santri yang mengikuti kegiatan Musabaqah Kreasi Lalaran Nadham yang diselenggarakan Panitia Hari Santri PCNU Pringsewu di MA Ma’arif NU Keputran, Senin (18/10).
Alat-alat sederhana tersebut ternyata mampu menghasilkan irama musik yang tidak kalah bagusnya dengan alat musik modern. Selain ember dan botol bekas, kreativitas tinggi juga ditunjukkan para santri dengan menyulap berbagai benda bekas lainnya untuk menghasilkan suara musik.
Mulai dari bambu, ember, keramik, kayu, piring, gelas dan sejenisnya. Alat-alat ini memang sering mereka pakai di pesantren sebagai pengiring saat mereka menghafalkan nadham di sela-sela ngaji mereka.
Tradisi kreatif ini pula yang kemudian terus diupayakan untuk dilestarikan dan dipertahankan oleh PCNU Pringsewu sebagai khazanah budaya santri dengan memperlombakannya. Antusias dari pesantren di Kabupaten Pringsewu cukup tinggi dalam lomba ini terbukti dengan 45 grup yang mendaftarkan diri ke panitia.
“Lomba Kreasi Lalaran Nadham ini diikuti oleh para santri di Kabupaten Pringsewu dengan tiga kategori lalaran yang dibaca yakni dari kitab Aqidatul Awam, al-Imrithi, dan Alfiyah,” kata koordinator lomba, Irsyadul Ibad, di sela-sela kegiatan kepada NU Online.
Memang menurut dia, kreativitas alat musik tradisional dari berbagai alat menjadi salah satu unsur penilaian dewan juri, selain kemampuan untuk memadukan suara yang keluar sehingga mampu menjadi musik yang sesuai dengan lirik dan lagu nadham yang dibawakan.
“Setiap grup terdiri dari 9 orang yang memiliki tugas masing-masing. Ada yang menjadi vokalis, backing vokal, dan juga pemain alat musik,” tambah Irsyad.
Sementara Ketua PCNU Pringsewu H Taufik Qurrohim yang hadir pada acara ini mengatakan, Lomba Kreasi Nadham ini menjadikan tradisi yang baik dan bermanfaat untuk terus dipertahankan.
Lalaran nadham ini, menurut dia, mencirikan pesantren NU dari pesantren lainnya. Ia mengungkapkan bahwa hanya di pesantren NU saja tradisi lalaran nadham diiringi oleh musik. Dan ini harus dipertahankan sebagai warisan para kiai dan ulama NU.
“Kita warga NU pasti mengenal kaidah al-muhafadzatu alal qadimis shalih wal akhdu bil jadidil ashlah, yakni mempertahankan tradisi lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik,” ungkapnya.
Tradisi dan budaya luhur masyarakat Indonesia, lanjut dia, harus terus dipertahankan dan diwariskan pada generasi penerus sehingga mereka tidak akan menghilangkan budaya bangsa sendiri akibat terpengaruh oleh budaya negara lain.
Selain Musabaqah Kreasi Lalaran nadham, PCNU juga menggelar kegiatan lomba lainnya bagi para santri di antaranya Musabaqah Qiraatil Kutub, Musabaqah Hifzil Qur’an, dan Musabaqah Kaligrafi Kontemporer.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua