Pacitan, NU Online
Musim kemarau yang berkepanjangan membuat sebagian masyarakat di wilayah Pacitan mengalami krisis air. Sejumlah kecamatan yang mengalami dampak kekeringan, diantaranya Kebonagung, Tulakan, Sudimoro, Punung, dan Arjosari.
Untuk membantu mengatasi krisis air, Fatayat NU Pacitan melakukan pengiriman bantuan air bersih dengan menggunakan mobil tangki air. Dalam pekan ini, masyarakat di beberapa desa bisa tersenyum kembali setelah mendapat kiriman air dari Fatayat NU.
Sekretaris Fatayat NU Pacitan, Murtiyaningsih mengatakan, pengiriman bantuan air dilakukan dalam dua tahap. Pertama, air bersih di kirim ke kecamatan Kebonagung, yang meliputi Dusun Duren Desa Klesem, Bibit Kalipelus, Wates Mantren, dan Ngandong Sidomulyo.
Selanjutnya di kecamatan Sudimoro, beberapa titik kekeringan juga didatangi, seperti di Gandusari, Nrumpon, Karangmulyo, dan Sidorejo. Satu desa di Kecamatan Arjosari, Krajan Pagutan dan satu di Kecamatan Punung, Dusun Ngelaran Mantren juga tidak luput didatangi.
"Pengiriman air dengan menggunakan mobil tangki berkapasitas 4000 liter," katanya kepada NU Online, Jum'at (19/10).
Sejauh ini, masyarakat merasa terbantu dengan aksi sosial yang dilakukan Fatayat NU Pacitan ini. Mengingat selama ini masyarakat sangat kekurangan air bersih, baik untuk sarana memasak, minum, mandi, dan berwudhu.
"Kemarin kami juga mengirim air ke sekolah MA Ma'arif Kalikuning di Tulakan. Di sana biasanya tiap hari ada pembiasaan shalat berjamaah. Karena tidak ada air, kegiatan itu sempat terhenti," jelasnya.
Aksi sosial ini, menurutnya, merupakan bukti nyata Fatayat NU untuk membantu masyarakat yang kekurangan air. Pihaknya akan terus mengupayakan pengiriman air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan.
"Sabtu besok, pengiriman tahap kedua dilakukan ke Dusun Ngasem di Arjosari. Kita menggunakan mobil engkel karena medan tidak memungkinkan pakai tangki," pungkasnya.
Selain Fatayat NU, pekan lalu GP Ansor Kecamatan Arjosari juga melakukan pengiriman air bersih ke beberapa titik terdampak kekeringan.
Geografis kecamatan di Pacitan yang berupa batu karts dan berbukit-bukit membuat air sulit tersimpan saat musim hujan. Sumur tradisional pun sulit dibuat, sehingga saat musim kemarau tiba, masyarakat sulit mendapatkan air untuk keperluan sehari-hari. (Zaenal Faizin/Muiz)