Jombang, NU Online
Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) melakukan dialog interaktif terkait keberadaan lembaga dan kiprahnya selama ini. Media yang digunakan kali ini adalah radio Suara Warga, Jombang, Jawa Timur.
Pada kesempatan tersebut Widiya Astutik menjelaskan bahwa Lembaga Kesehatan NU PBNU melakukan sejumlah kegiatan di Jawa Timur. “Untuk di provinsi ini kota yang dipilih adalah Jombang dan Blitar,” katanya, Rabu (28/11).
Program yang dijalankan adalah LKNU for DM atau Lembaga Kesehatan Nahlatul Ulama untuk Diabetes Mellitus dengan rentang program dari tahun 2017 sampai 2019.
“Fokus pada kegiatan ini adalah ke penyakit tidak menular yakni diabetes mellitus,” kata Widiya pada siaran yang dilakukan secara langsung tersebut. Dirinya bersama tim ingin agar warga Jombang khususnya untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit diabetes mellitus sejak dini.
Selama program ini, tim melakukan sejumlah kegiatan. “Yang pertama, kami melakukan baseline assement untuk penggalian data sebelum terjun ke wilayah program, baik itu tentang kasus DM, tipikal tenaga kesehatan, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta stakeholder lainnya,” ungkapnya. Manfaat dari baseline asassement untuk memahami kondisi di lapangan, lanjutnya.
Kegiatan berikutnya adalah pertemuan stakeholder, pelatihan kader hingga pelatihan tenaga kesehatan. “Baru kita melakukan kegiatan skrining atau pemeriksaan gula darah gratis di wilayah yang dipilih akhir Agustus lalu,” ungkapnya.
Dalam pengakuannya, Widiya mengemukakan terhitung sejak Agustus sampai Oktober tim terjun ke dua wilayah yakni Kecamatan Mojoagung dan Bandar kedungmulyo. “Total kami telah menskrining sebanyak seribu lebih orang dengan 139 mereka yang memiliki faktor risiko gula darah tinggi,” urainya.
Ia mengemukakan program LKNU for DM hanyalah membuka pemeriksaan gula darah gratis saja. “Jika dari pasien ditemukan faktor risiko, maka kader kami akan mengarahkan untuk dirujuk dengan surat rujukan yang dibuat untuk dapat diperiksakan kembali ke FKTP atau Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama terdekat,” katanya.
Bagi mereka yang telah memiliki BPJS atau KIS, tentunya tidak dipungut biaya. “Namun jika tidak memiliki BPJS, ya seperti pasien periksa pada umumnya,” katanya.
Selama skrining, tim dari LKNU melakukan beberapa layanan yakni registrasi dengan menunjukan identitas diri, selanjutkan kader melakukan wawancara seputar riwayat penyakit pada keluarga dan diri sendiri. “Selanjutnya tentang pola hidup, dan barulah kader akan mengukur tinggi badan, berat badan untuk ditemukan indeks masa tubuhnya,” jelasnya.
Kegiatan juga dilanjutkan pengecekan lingkar perut, tekanan darah. “Barulah tes gula darah, kemudian dari seluruh hasil pemeriksaan, kader akan melakukan konseling tindak lanjutnya seperti apa,” tandasnya. (Ibnu Nawawi)