Pekalongan, NU Online
Ketua Pengurus Cabang Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah mengatakan, Pekalongan merupakan Kabupaten dengan berbagai kearifan lokal yang telah eksis dengan seni dan kebudayaannya. Keragaman perilaku budaya dan lokal wisdom yang beragam menjadikan seni dan budaya kabupaten Pekalongan yang unik menjadi menarik untuk dipelajari.
"Seni dan Budaya di Kabupaten Pekalongan menjadi pemersatu apabila kita memiliki rasa bangga terhadap seni dan budaya yang kita miliki," ujarnya dalam acara Suluk Bumi Santri, di Pendopo Kecamatan Sragi, Ahad (18/08) malam.
Dikatakan, sebagai kabupaten yang besar dengan keanekaragaman budaya yang menjadi identitas, sehingga diperlukan pemahaman seni dan budaya sebagai nilai dasar ketahanan nasional serta sebagai pemersatu keragaman seni dan budaya bangsa.
Saat sarasehan, Gus Eko panggilan akrabnya menjelaskan bahwa berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa Indonesia umumnya dan Kabupaten Pekalongan khususnya ini sangatlah kompleks, salah satunya karena lemahnya pemahaman nilai-nilai seni dan budaya yang terkandung di dalam pembangunan itu seperti budaya ramah tamah, gotong royong, dan musyawarah mufakat sudah luntur dan tergeser.
"Bahkan ada sebagian yang mulai menghilang oleh derasnya laju globalisasi, dan masuknya budaya luar yang telah merusak moral dan etika yang akhirnya menimbulkan degradasi budaya," paparnya.
Menurut Gus Eko, upaya pengembangan dan pelestarian budaya daerah dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah khususnya bidang kebudayaan.
Bupati Kabupaten Pekalongan, H Asip Kholbihi mengatakan, pembangunan di Kabupaten Pekalongan tidak hanya membangun fisiknya tapi juga pembangunan sumber daya manusia yang berbasis nilai-nilai seni dan budaya.
"Pembangunan manusia lahir dan batin. Batin manusia diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Kabupaten Pekalongan," terangnya.
Dengan kata lain Lanjut Bupati, unsur-unsur yang merupakan materi dan bahan pembangunan tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat sendiri.
Melihat permasalahan-permasalahan yang ada saat ini, menurut Bupati, tokoh masyarakat, budayawan, dan ormas harus dapat bermitra dengan pemerintah daerah untuk menempatkan budaya sebagai ujung tombak dalam menjaga persatuan dan kesatuan untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Lesbumi mempunyai potensi besar untuk berperan serta dalam pengembangan dan pelestarian nilai budaya. Karena memiliki aktivitas yang mengakar di masyarakat luas. Sehingga secara otomatis dapat merasakan getaran-getaran riil yang terjadi di masyarakat utamanya dalam memajukan kebudayaan, melestarikan tradisi, dan mengembangkan adat budaya masyarakat," tutup Bupati.
Acara di Pendopo Kecamatan Sragi berlangsung dari pagi hari hingga malam yakni sepeda santai, senam aerobik, karnaval budaya, lalu siang harinya pentas seni komunitas band, drumband, tari kreasi nusantara dilanjutkan sore sampai malam hadrah shalawat, tari kipas, tari dendang kota santri, pencak silat tapak suci, dan sintren serta sarasehan. (Muiz)