Jombang, NU Online
Pengelola Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur membahas konsep terkait kemungkinan membuka kembali wisata religi makam Gus Dur atau Abdurrahman Wahid.
"Pembukaan makam Gus Dur baru dalam taraf pembahasan. Belum ada keputusan," kata Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Putri KH Fahmi Amrullah Hadzik kepada NU Online, Senin (7/9).
Pria yang akrab disapa Gus Fahmi ini belum bisa memastikan kapan pembahasan terkait makam Gus Dur akan dilakukan kembali. Hal ini dikarenakan Pondok Pesantren Tebuireng masih melihat dan menimbang perkembangan kasus Covid-19.
"Ngapunten kami belum ketemu lagi untuk membahas ini. Nanti kalau sudah ada pertemuan saja saya kabari," imbuhnya.
Senada dengan Gus Fahmi, pengurus Pondok Pesantren Tebuireng Tengku Azwani menambahkan salah satu konsep yang bahas terkait pembukaan makam Gus Dur adalah buka-tutup. Konsep ini dipilih agar para peziarah tidak menumpuk di area makam.
Alasan pembukaan makam Gus Dur karena banyak pedagang sekitar makam yang kesulitan ekonomi selama ada penutupan yang cukup lama ini. Selain itu, setiap hari meksipun tidak banyak, peziarah tetap datang ke Tebuireng untuk tabarukan ke makam Gus Dur.
Para peziarah yang datang tersebut melakukan doa bersama di sisi selatan makam Gus Dur dan dibatasi tembok tinggi Pesantren Tebuireng.
"Saat ini masih dimusyawarahkan untuk uji coba dengan konsep buka tutup dulu," ujar pria asal Aceh ini.
Pada praktiknya, peziarah akan dibuatkan kloter-kloter tertentu dengan jeda waktu yang ditentukan. Namun, konsep ini masih sebatas pembahasan di internal.
Dorongan untuk membuka makam Gus Dur karena melihat banyak masyarakat yang menggantung kan hidupnya kepada daya beli pengunjung makam Gus Dur.
"Iya seperti kloter-kloter gitu nanti konsepnya," tandasnya.
Diketahui, kompleks makam Gus Dur ditutup sebagai langkah antisipasi penyebaran virus corona oleh Pondok Pesantren Tebuireng sejak Maret 2021.
Otomatis bagi warga yang ingin menziarahi makam Gus Dur, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH M Hasyim Asy’ari, serta mantan Menteri Agama KH Wahid Hasyim, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) dan tokoh Tebuireng lainnya harus menunda keinginannya.
Awalnya penutupan makam Gus Dur hanya berlangsung seminggu. Namun, hingga saat ini makam Gus Dur tidak dibuka kembali setelah setahun lebih. Beberapa lapak di jalan ke arah makam Gus Dur tampak mulai rapuh dan kusam setelah ditinggal pemiliknya cukup lama.
“Iya betul ada penutupan area makam untuk peziarah mulai tanggal 20 Maret 2020,” kata Mudir Pembinaan Pesantren Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Lukman Hakim beberapa waktu lalu.
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin