Jember, NU Online
Gebyar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Jember, Jawa Timur, cukup memukau dan menyita perhatian masyarakat. Kali ini MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) PAI (Pendidikan Agama Islam) SMP Jember Timur tidak sekadar memperingati Maulid Nabi dengan pengajian, namun meramaikannya dengan aneka kegiatan yang dikemas dalam Lomba Pentas PAIS 2019.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 29 lembaga (SMP), yang berasal dari Kecamatan Ambulu, Jenggawah, Ajung, Tempurejo, Mumbulsari, Mayang, dan Silo. Acara yang dipusatkan di SMPN 1 Mayang itu menyuguhkan enam cabang lomba, yaitu MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an), MHQ (Musabaqah Hifdzil Qur’an), pidato, kaligrafi, cerdas cermat, dan hadrah.
Menurut Ketua MGMP PAI SMP Jember Timur, Mulyadi, lomba tersebut dimaksudkan sebagai ajang menjalin dan mempererat tali silaturrahim, baik antar siswa maupun antar guru. Silaturrahim, katanya, dewasa ini teramat penting untuk selalu dijalin untuk menutup celah bagi masuknya budaya yang tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia.
“Kalau siltaturrahim terus kita perkuat, maka budaya yang tidak sesuai dengan akar budaya kita, bisa kita antisipasi,” ucapnya usai membuka acara, Rabu (20/11).
Mulyadi menambahkan, peringatan Maulid Nabi ini sejatinya merupakan momentum yang tepat untuk membentuk generasi muda yang kreatif dan berakhlaqul karimah. Katanya, Nabi Muhammad adalah sosok yang kretaif, ide-ide yang cemerlang muncul dari pikirannya.
“Karena itu, sikap dan prilaku beliau sangat laik, bahkan wajib kita contoh,” terangnya.
Lebih jauh, Mulyadi menegaskan bahwa lomba tersebut juga sebagai upaya untuk menggali bakat dan minat para pelajar, khususya di bidang kontestasi keagamaan. Sebab, ia mengaku yakin setiap manusia punya potensi alami, sehingga butuh wadah penyaluran agar tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya.
“Tugas kita para pendidik adalah menggali dan menyalurkan potensi itu,” ucapnya.
Sementara itu, penasehat MGMP PAI SMP Jember timur, Sucipto mengaku bangga dengan gebyar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW itu. Sebab saat ini, gema shalawat, lagu ya ahlal wathan dan sebagainya, sudah terbiasa berkumandang di sekolah-sekolah negeri.
“Ini pertanda yang baik, dan perlu terus dipelihara,” terangnya.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua