Nganjuk, NU Online
Sukses menggelar Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) bagi anggota Ikatan Sarjana NU di Jawa Timur di Pesantren Sunan Drajad Lamongan, Pengurus Wilayah (PW) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jatim kembali menggelar MKNU kali kedua. Acara akan bertempat di Nganjuk pada 21-23 November di Pesantren Terpadu Daru Ulul Albab II Kelutan Ngronggot Nganjuk.
Pimpinan Cabang (PC) ISNU Kabupaten Nganjuk siap menyukseskan kegiatan pelatihan MKNU yang diselenggarakan PW ISNU Jatim.
"Sebagai tuan rumah pelaksanaan MKNU oleh PW ISNU Jatim harus siap. Bersiap adalah bagian dari ikut menyukseskan kegiatan tersebut," ungkap Ali Anwar, ketua panitia lokal kepada NU Online, Selasa (5/11).
MKNU kali ini akan dilaksanakan di Pesantren Terpadu Daru Ulil Albab Kelutan Ngronggot. Pesantren asuhan KH Kharisuddin Aqib yang juga dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
"Ya, MKNU yang dilaksanakan tanggal 22 hingga 24 November 2019 akan diikuti sekitar 80 peserta dari eks Karesidenan Kediri dan Madiun bertempat di Pesantren Terpadu Kelutan Ngronggot Nganjuk. Alhamdulillah peserta yang daftar sampai saat ini sudah mencapai 77 peserta," lanjut Ali Anwar yang juga Ketua PC ISNU Nganjuk.
Adapun para narasumber dalam acara MKNU adalah berasal dari Pengurus Pusat ISNU, PWNU dan PW ISNU Jatim. Antara lain H Ali Masykur Musa, KH Marzuki Mustamar, H Fadli Yasir, M Faisol, HM Koderi, Kholid Syeirazi, serta Kholid Adi Wibowo.
"Narasumber pada MKNU dari PP ISNU, PW NU, PW ISNU Jatim. Saya berharap dengan dihadiri para tokoh baik dari Jakarta maupun Surabaya, acara ini disamping berjalan lancar akan membawa berkah kebaikan bagi peserta, panitia, tuan rumah, juga keluarga besar ISNU khususnya keluarga besar ISNU Nganjuk," harap Ali.
Dirinya menyampaikan bahwa MKNU sangat mendesak diselenggarakan secara merata di berbagai kota dan kabupaten di Jatim. Hal tersebut sebagai salah satu cara dalam rangka menyamakan visi dan misi para pengurus ISNU dalam berkhidmah.
“Dengan demikian, ke depannya tidak ada lagi persoalan yang menjadikan terjadinya mis komunikasi dan sejenisnya,” tandasnya.
Pewarta: Imam Kusnin Ahmad
Editor: Ibnu Nawawi