Gorontalo, NU Online
Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Nahdlatul Ulama Kota Gorontalo menggelar Ngaji Kebangsaan dengan tema Pancasila sebagai Living Ideologi Bangsa, Sabtu (29/6).
Narasumber kegiatan tersebut, KH Abdul Rasyid Kamaru (Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Gotontalo), Alim Niode (Budayawan) dan Sastro Wantu (Akademisi Universitas Negeri Gorontalo). Sedangkan pesertanya, dari perwakilan organisasi kemahasiswaan dan lintas agama se-Kota Gorontalo.
Ketua Lakpesdam NU Kota Gorontalo, Wahyudin Mamonto menjelaskan dalam sambutannya, Bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk karena terdiri dari beragam suku, agama dan ras. Kemajemukan inilah amanat leluhur para pejuang dan pendiri bangsa yang harus kita jaga.
"Tidak mudah bagi pancasila sebagai ideologi bangsa majemuk yang sampai detik ini pun masih diuji ketahanannya," ujar Yudin, pada kegiatan yang berlangsung di Gedung Elita, Kota Gorontalo, Sulawesi Utara.
Upaya mengganti Pancasila dengan berbagai cara, kata Yudin harus kita lawan bersama, karena akhir-akhir ini, jumlah masyarakat yang tidak setuju dengan Pancasila sebagai ideologi bangsa semakin meningkat.
"Dari berbagai sumber yang kami peroleh,16,8 persen mahasiswa di Indonesia menyatakan tidak setuju jika Pancasila sebagai ideologi bangsanya. Sedangkan data Kemendagri Oktober 2017 menyatakan 19,4 persen PNS menolak Pancasila," tuturnya.
Selain itu, Yudin menambahkan tahun 2005 publik yang pro Pancasila angkanya mencapai 85,2 persen dan tahun 2010, angkanya menurun menjadi 81,7 persen.
"Pada tahun 2015, angkanya kembali menurun menjadi 79,4 persen. Akhirnya, pada tahun 2018, angkanya turun lagi menjadi 75,3 persen," ungkapnya.
Menurut Yudin, kebencian yang bergentayangan di ruang publik berupa ujaran kebencian dan hoaks dikonsumsi bebas, serta ditanggapi dengan tindakan yang mengancam kerukunan bangsa.
"Berangkat dari fenomena itulah Lakpesdam NU Kota Gorontalo Ngaji Kebangsaan, karena kita tidak tahu pasti berapa jumlah yang pro dan yang kontra terhadap Pancasila di Kota ini," tandasnya. (Yusran Laindi/Kendi Setiawan)