Daerah

NU Subang Usulkan Kiai Muhyidin Jadi Pahlawan Nasional

Rabu, 15 April 2020 | 02:30 WIB

NU Subang Usulkan Kiai Muhyidin Jadi Pahlawan Nasional

KH Muhyidin (Foto: Dok keluarga)

Subang, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Subang, Jawa Barat mengusulkan KH Muhyidin atau Mama Pagelaran diangkat menjadi pahlawan nasional. Gelar tersebut layak disandang Kiai Muhyidin, sebab ia memiliki prestasi perjuangan khususnya di wilayah Jawa Barat.
 
"Pertama Kiai Muhyidin atau biasa kita kenal dengan Mama Pagelaran adalah salah satu tokoh ulama yang istiqamah melakukan dakwah Islam dengan mendirikan beberapa pesantren di Kabupaten Subang, Sumedang, Purwakarta dan sekitarnya," ungkap Ketua PCNU Kabupaten Subang, KH Satibi.
 
Kedua lanjutnya, Kiai Muhyidin sudah melakukan pengabdian yang luar biasa terhadap bangsa ini melalui pengorbanan dan perjuangannya dalam membela tanah air dengan melakukan perlawanan terhadap penjajahan bahkan akibat dari perjuangan itu pada tahun 1939 ia ditangkap oleh pemerintah kolonial Belanda dan ditahan di penjara Sukamiskin Bandung.
 
"Ketiga, pada masa revolusi kemerdekaan KH Muhyidin membentuk dan memimpin pasukan Hizbullah Jawa Barat yang berpusat di pesantren yang ia dirikan yakni Pesantren Pagelaran yang berlokasi di Kecamatan Cisalak, Subang," tambahnya.
 
Disampaikan Kiai Satibi, ketika NICA datang ke tanah air pada tahun 1946 dan berniat ingin kembali menjajah NKRI, dengan semangat nasionalismenya KH Muhyidin memimpin langsung pertempuran melawan pasukan NICA di Jawa Barat khususnya di daerah Ciater, Isola, dan Cijawura.
 
Selain itu kata dia, pada tahun 1947 gerombolan DI/TII melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan sah Republik Indonesia, dalam situasi ini KH Muhyidin dengan tegas bersikap menolak keberadaan DI/TII, namun sayangnya ada sebagian pengikutnya di Hizbullah yang masuk dalam gerombolan pimpinan Kartosuwiryo itu.
 
Ditambahkan, pada saat yang sama karena ada sebagian pengikutnya di Hizbullah yang masuk gerombolan DI/TII, pihak TNI justru malah mencurigai Kiai Muhyidin sebagai anggota atau pengikut gerombolan DI/TII.
 
"Jadi saat itu Kiai Muhyidin oleh DI/TII dimusuhi sebab dianggap pro NKRI, oleh TNI dicurigai sebab ada sebagian murid atau anak buahnya yang masuk gerombolan DI/TII, akibatnya Kiai Muhyidin dan pengikutnya harus mengungsi ke Sumedang," ujarnya.
 
Kepada NU Online, Selasa (14/4) Kiai Satibi menjelaskan, KH Muhyidin juga dikenal sebagai ulama yang cukup produktif. Dari tangan Kiai Muhyidin sudah lahir tidak kurang dari 40 judul kitab yang menjelaskan tentang ajaran Islam mulai dari fiqih, tasawuf, tauhid, dan sebagainya.
 
"Agar usulan ini diterima, PCNU Subang sudah melayangkan surat resmi kepada Bupati untuk kemudian meneruskannya kepada Pemerintah Pusat,"pungkasnya.
 
Kontributor: Aiz Luthfi
Editor: Abdul Muiz