Jombang, NU Online
Kemandirian untuk jamiyah dan jamaah Nahdlatul Ulama (NU) belakangan menjadi garapan cukup serius bagi sejumlah pengurus. Mereka berkomitmen untuk mewujudkan kemandirian tersebut agar organisasi kemasyarakatan dan keagamaan terbesar di Nusantara itu semakin kuat. Tentu dengan segala potensi yang dimiliki oleh pengurus dan warganya.
NU di Kabupaten Jombang, Jawa Timur merespons kemandirian ini dengan beragam cara. Di samping memaksimalkan keberadaan Baitul Mal wat Tamwil Nahdlatul Ulama (BMTNU) di masing-masing kecamatan, kini usaha lain mulai dirintis yaitu NUtif atau NU Kreatif. Usaha ini digawangi Pengurus Cabang (PC) Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) dan Lembaga Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Jombang yang konsen di bidang usaha produksi.
Sementara ini beberapa item yang diproduksi meliputi kaus dan topi. Dalam waktu dekat akan merambah pada usaha produksi yang cakupannya lebih besar, misalnya, jaket, baju, seragam NU, dan beberapa pakaian yang menarik kalangan milenial.
"Kita sudah mulai produksi kaus dan topi. Respons masyarakat sangat baik, sekali kita buka pre order, kurang lebih 50-an yang pesan kaus," kata salah satu penanggung jawab NUtif, Aang Fatihul Islam kepada NU Online, Kamis (20/2).
Pada Ahad hingga Senin (23-24/2) nanti, imbuhnya, NUtif akan membuka stand bazar perdana. Sejumlah produk NUtif bisa dikunjungi khalayak di kawasan Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar, Jombang. Di samping itu NUtif juga bermitra dengan beberapa penulis buku untuk meramaikan bazar tersebut. Setidaknya sampai saat ini ada puluhan judal buku dan kitab yang siap dipasarkan saat bazar.
"Kita manfaatkan dua hari itu karena momentum haul KH Bisri Syansuri dan Harlah Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar," ujar Aang, sapaan akrabnya.
Pria yang juga Ketua PC LDNU Jombang ini optimis bahwa NUtif ke depan akan berkembang demikian melejit. Pasalnya, sumber daya manusia (SDM) di NUtif sangat memadai. Kolaborasi LDNU dan LTNNU menurutnya cukup bisa mewakili untuk mewujudkan gagasan generasi milenial dalam memanfaatkan perkembangan yang ada, terutama dalam aspek pengembangan ekonomi kreatif dan produktif.
"Di LDNU ada desainer grafis yang sangat memadai, LTNNU punya media yang sudah dikenal banyak masyarakat, terutama kalangan NU. Nah, ini kolaborasi yang cocok dalam mempercepat proses laju usaha perekonomian, di samping tidak mengesampingkan sinergi dalam semua kinerja," jelasnya.
NUtif dikembangkan secara profesional, di samping sebagian hasil penjualan masuk ke dua lembaga (LDNU-LTNNU), sebagian yang lain akan diperuntukkan kepada setiap pengelola. Pengelola sendiri adalah pengurus LDNU dan LTNNU yang terlibat langsung di dalam NUtif.
"Saya yakin, kalau dimodel profesional, usaha ini akan cepat berkembang dan pasti awet," pungkas Aang.
Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Ibnu Nawawi