Bojonegoro, NU Online
Tidak hanya kemarau, saat peralihan musim Kabupaten Bojonegoro juga terancam angin puting beliung. Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) setempat meminta masyarakat tetap waspada dengan bencana tersebut.
<>
Ketua LPBI NU Bojonegoro Rohmad Maulana menuturkan, bencana alam tidak dapat diprediksi kejadiannya, termasuk kekeringan, banjir, longsor dan lain sebagainya. Namun bencana itu dapat diantisipasi sesuai kondisi alam.
"Saat kemarau, Bojonegoro kekeringan. Sekarang peralihan musim, juga terjadi angin puting beliung, sehingga perlu diwaspadai," ungkapnya, Selasa (3/11).
Beberapa hari kemarin, angin menerjang dua rumah sampai roboh. Tidak menutup kemungkinan, kejadian serupa akan terjadi didaerah yang lainnya. "Angin kencang terjadi merata, tapi paling rawan didaerah pinggiran," jelasnya.
Sementara itu, data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro menyebutkan, sebanyak 44 desa yang berada di 16 kecamatan rawan puting beliung. Ancaman puting beliung masih akan terjadi hingga Desember 2015.
Kecamatan rawan bencana angin di antaranya Kepohbaru, Ngraho, Sukosewu, Margomulyo, Tambakrejo, Ngambon, Dander, Kanor, Temayang, Sumberrejo, Purwosari, Malo, Balen, Kapas, Baureno dan Sekar. (M. Yazid/Mahbib)
Terpopuler
1
Alasan NU Tidak Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal
2
Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci
3
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Memaafkan dan Menghapus Dendam
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Amalan Persiapan kangge Mapag Wulan Ramadhan
5
Khutbah Jumat: Optimisme Adalah Kunci Kesuksesan
6
Hukum Trading Crypto dalam Islam: Apakah Crypto Menguntungkan atau Berisiko?
Terkini
Lihat Semua