PCNU Kabupaten Banjar Siap Sukseskan Haul Ke-21 Guru Sekumpul

Banjar, NU Online 
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, turut serta dalam menyukseskan peringatan Haul Ke-21 KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul. 

Kesiapan ini dimatangkan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) yang dipimpin langsung oleh Ketua PCNU Kabupaten Banjar, Ustadz Nuryadi, di Gedung Guru Tuha, Martapura, Sabtu (20/12/2025) .

Ustadz Nuryadi mengingatkan bahwa kesuksesan haul bukan hanya soal kelancaran acara, tetapi juga soal menjaga marwah dan kebersihan lingkungan. Ia menekankan prinsip kearifan lokal Banjar: “Datang barasih, bulik barasih.”

Sebagai bentuk pembagian tugas strategis, PCNU secara resmi menunjuk Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Banjar untuk mengelola Gedung NU sebagai pusat kendali dan pelayanan selama rangkaian haul berlangsung.

Ketua GP Ansor Kabupaten Banjar, Edy Rosadi, menegaskan bahwa seluruh kader, khususnya Banser, telah dalam posisi siap siaga.

“GP Ansor siap melaksanakan tanggung jawab ini dengan penuh disiplin. Seluruh kader Banser akan memastikan kenyamanan, keamanan, dan kelancaran arus jamaah selama momen 5 Rajab 2025,” tegas Edy.

Tugas yang diemban mencakup pengelolaan gedung sebagai tempat istirahat bagi kader-kader Banser yang akan bertugas, persiapan halaman gedung untuk pelaksanaan shalat Magrib berjamaah, pemasangan tenda posko, serta pemasangan proyektor di halaman gedung agar jamaah dapat mengikuti kegiatan dengan nyaman.

Selain itu, panitia menyiapkan sejumlah penginapan gratis dibuka untuk kenyamanan istirahat jamaah dengan fasilitas dasar yang memadai mulai dari pondok pesantren, madrasah, hingga sekolah umum yang tersebar di Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar.

Pemerintah Kabupaten Banjar turut menyiapkan area istirahat dan penginapan gratis bagi jamaah dengan memanfaatkan aula perkantoran serta sejumlah ruang publik khususnya yang berada di jalur strategis menuju Kelurahan Sekumpul.

Makna 5 Rajab
Bagi umat Islam Banjar, momen 5 Rajab bukan sekadar peringatan tahunan, melainkan sarana titik temu atau silaturahmi umat Islam dari berbagai daerah di Indonesia hingga luar negeri.

Rangkaian kegiatan yang meliputi pembacaan maulid, nasyid, dzikir, dan doa bersama adalah bentuk penghambaan kepada Allah sekaligus meneladani kecintaan Abah Guru Sekumpul kepada Rasulullah SAW.

Istilah “momen 5 Rajab” digunakan sebagai penegasan bahwa kegiatan ini bukan hanya haul, tetapi serangkaian amaliyah dan khidmat spiritual yang memiliki nilai ibadah, dakwah, dan sosial.