Tim Multidisiplin Ilmu dan Keahlian Unusa Dampingi Penyintas Banjir dan Tanah Longsor di Bireun Aceh
NU Online · Sabtu, 20 Desember 2025 | 11:00 WIB
Jakarta, NU Online
Tim Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) terjun langsung ke daerah terdampak bencana alam banjir dan tanah longsor di Aceh, tepatnya di Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen. Kehadiran tim ini bertujuan memberikan layanan kemanusiaan dengan fokus pada kelompok rentan, seperti lansia, balita, serta ibu hamil dan menyusui.
Dalam misi kemanusiaan tersebut, Tim Unusa dipimpin Ketua LPPM Unusa, Achmad Syafiuddin, dengan menerjunkan relawan multidisiplin dari berbagai bidang ilmu dan keahlian. Tim terdiri atas dokter, perawat, bidan, ahli gizi, ahli sanitasi, serta mahasiswa koas kedokteran.
Para relawan memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat terdampak bencana. Layanan yang diberikan meliputi pemeriksaan kesehatan umum, pelayanan kesehatan ibu dan anak, pemantauan kehamilan, pemeriksaan tumbuh kembang balita, hingga edukasi kesehatan dasar di lokasi pengungsian.
Rektor Unusa, Prof Triyogi Yuwono, menyampaikan bahwa keterlibatan Unusa dalam kegiatan kemanusiaan ini merupakan wujud nyata tanggung jawab sosial perguruan tinggi, khususnya dalam situasi darurat bencana.
“Dalam kondisi bencana, kelompok lansia, balita, dan ibu hamil merupakan pihak yang paling rentan. Kehadiran Unusa bersama Kementerian di Aceh adalah bentuk komitmen kami untuk memastikan kelompok-kelompok ini tetap mendapatkan layanan kesehatan yang layak dan bermartabat,” katanya sebagaimana diberitakan NU Online Jatim Jumat (19/12/2025).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa keterlibatan tenaga medis dan mahasiswa koas juga menjadi bagian dari pembelajaran berbasis empati dan pengabdian kepada masyarakat.
“Bagi mahasiswa, khususnya koas kedokteran, ini bukan sekadar praktik lapangan, tetapi pengalaman kemanusiaan yang akan membentuk kepekaan sosial dan profesionalisme mereka sebagai calon tenaga kesehatan. Tim Unusa akan ikut membantu selama seminggu,” tambahnya.
Pihaknya menekankan bahwa bantuan yang diberikan mungkin tidak besar secara materi, namun mencerminkan nilai solidaritas dan kepedulian. Ia berharap kehadiran Unusa dapat memberikan penguatan moral bagi masyarakat terdampak bencana di Aceh.
“Apa yang kita lakukan ini mungkin tidak begitu besar, tetapi inilah bentuk empati kami, rasa saling membantu dan saling merasakan kesedihan saudara-saudara kita di Aceh. Harapannya, apa yang kita upayakan ini bisa sedikit meringankan beban mereka. Semoga seluruh penanganan berjalan dengan baik dan saudara-saudara kita di Aceh dapat kembali beraktivitas dengan nyaman seperti sedia kala,” tuturnya.
Kegiatan Unusa Peduli di lokasi bencana Aceh ini dilaksanakan melalui koordinasi dengan Kementerian serta para pemangku kepentingan setempat. Kolaborasi tersebut dilakukan untuk memastikan seluruh layanan kesehatan dan pendampingan berjalan secara efektif, aman, serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat terdampak.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung, khususnya Kemendikti Saintek, sehingga kegiatan Unusa Peduli ini dapat terlaksana dengan baik dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” ungkapnya.
Selain sebagai misi kemanusiaan, Unusa Peduli menjadi ruang pembelajaran nilai empati, solidaritas, dan profesionalisme. Melalui kolaborasi lintas sektor dan semangat pengabdian, Unusa menegaskan perannya sebagai perguruan tinggi yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga hadir dan bertanggung jawab secara sosial.
Achmad Syafiuddin menambahkan bahwa program yang didanai oleh Kementerian ini juga membawa sumbangan dari beberapa tokoh masyarakat dalam bentuk natura, seperti bahan tambahan untuk ibu hamil dan menyusui serta beberapa kebutuhan untuk lansia.
“Syukur alhamdulillah, kami juga membawa bantuan natura untuk kelompok rentan yang diamanatkan kepada kami untuk disampaikan kepada masyarakat di lokasi bencana,” pungkasnya.
Sementara itu berdasarkan penelusuran NU Online dikutip dari Badan Nasinal Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) korban meninggal bencana banjir Sumatra bertambah menjadi 1.072 jiwa berdasarkan rekapitulasi data pada Jumat (19/12/2025) pukul 19.00 WIB.
Korban terbanyak terdapat di Kabupaten Agam sebanyak 188 jiwa, posisi kedua di Kabupaten Aceh Utara dengan 169 jiwa, dan Kabupaten Aceh Tamiang di posisi ketiga dengan 132 jiwa. Warga mengungsi terus bertambah menjadi 523,3 ribu orang, 186 orang masih pencarian, 7 ribu orang mengalami luka-luka dengan 52 kabupaten/kota terdampak. Sementara rumah rusak berjumlah 147.236 unit dengan rincian 44.051 rusak berat, 29.809 rusak sedang, dan 73.376 rusak ringan.
Di Provinsi Aceh, total korban meninggal berjumlah 456 jiwa. Jumlah tertinggi dengan 169 korban jiwa terdapat di Kabupaten Aceh Utara, Aceh Tamiang dengan 85 jiwa, dan Aceh Timur dengan 55 jiwa. Warga yang mengalami luka-luka sebanyak 4,3 ribu, 31 orang masih hilang, dan 504 ribu warga masih mengungsi.
Aksi kepedulian NU terus dilakukan. Selain sumbangan baik berupa dana maupun logistik dari berbagai daerah, relawan NU Peduli juga mendampingi warga di berbagai titik terdampak bencana tersebut.
============
Para dermawan bisa donasi lewat NU Online Super App dengan mengklik banner "Darurat Bencana" yang ada di halaman beranda atau via web filantropi di tautan ini.
Terpopuler
1
Pesantren Lirboyo Undang Mustasyar PBNU hingga PWNU dan PCNU dalam Musyawarah Kubro
2
Khutbah Jumat: Dari Musibah menuju Muhasabah dan Tobat Kolektif
3
Khutbah Jumat Akhir Tahun 2025: Renungan, Tobat, dan Menyongsong Hidup yang Lebih Baik
4
Kiai Miftach Moratorium Digdaya Persuratan, Gus Yahya Terbitkan Surat Sanggahan
5
Khutbah Jumat: Dua Penyakit Lisan yang Merusak Tatanan Masyarakat
6
Khutbah Jumat: 4 Cara Sikapi Beda Pendapat dan Pandangan
Terkini
Lihat Semua