Indramayu, NU Online
Dalam rangka memperingati Hari Anak Internasional, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengeluarkan surat edaran terkait pelaksanaan sehari belajar di luar kelas. Hal ini menindaklanjuti surat edaran dari Dinas Pendidikan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IX No. 424/1901/CADISDIKWIL/IX 2019, Rabu (6/10).
Untuk merespons itu, SMA NU Juntinyuat, Indamayu memerintahkan beberapa guru untuk belajar di luar kelas. Di antaranya guru geografi dengan melakukan kunjungan di Balai Desa Segeran Lor.
“Hal tersebut dalam rangka mengetahui dinamika penduduk di Segeran Lor berdasarkan data statistik yang ada pada papan informasi,” kata Burhanudin selaku kepala sekolah.
Menurutnya, tujuan kegiatan antara lain sosialisasi pelajaran geografi tentang dinamika penduduk yang selalu berubah baik karena perkawinan, kematian dan migrasi.
“Juga mengaplikasikan teori tentang sensus, registrasi dan survey penduduk,” jelasnya. Serta mengetahui sumber data dan karakteristik penduduk, lanjutnya.
Dalam pandangannya, kegiatan ini penting demi memberikan pengalaman sosial kepada para siswa.
“Dengan demikian mereka bisa mengenal aparatur desa yang bekerja sosial dalam kependudukan, dalam hal ini kebijakan kepala desa,” terangnya.
Guru geografi, Solehudin Al-Ayubi mengatakan bahwa perkembangan zaman menuntut siswa berkiprah dalam ilmu sosial dan sosialita di tengah dinamisnya peradaban manusia dalam kiprahnya sebagai makhluk sosial.
“Hal tersebut sangatlah urgen bagi para siswa untuk berkemampuan andal di tengah sosial yang penuh dengan polemik dan tuntuan dinamika penduduk. Maka salah satu peran sekolah yaitu memberikan gambaran nyata terkait teori kependudukan yang perkembangan sangat pesat dalam arus migrasi dan karakteristik yang beragam,” jelasnya.
Dalam pandangannya, data tabulasi pada desa mesti juga diimbangi dengan administrasi registrasi yang andal dan canggih, sehingga informasi tentang semua yang terkait dengan kependudukan setiap waktu bisa diketahui.
“Maka dengan adanya kunjungan siswa ke Balai Desa Segeran Lor ini minimal bisa menjadikan pelajaran yang berarti bahwa tidak mudah menangani masalah kependudukan dalam satu desa yang majemuk dengan kasus identitas kependudukan yang seringkali tidak jelas,” urainya.
Di luar dari itu, siswa juga bisa mengetahui keberadaan di lapangan tentang informasi papan statistik yang bisa dibaca dan mudah dimengerti.
“Karenanya, sekolah bekerja sama dengan instansi desa dalam hal ini Bapak Kuwu Segeran Sutadi yang menyambut kami dengan antusias. Beliau sangat mendukung program kerja kami dan menyiapkan data kependudukan yang ada,” jelasnya.
Sementara Kuwu Segeran, Sutadi, dalam sambutanya merasa kaget dan bahagia atas kedatangan tim dan siswa dari SMA NU Juntinyuat yang bisa silaturahim di Desa Segeran Lor.
“Intinya, bekerja di desa bukan sebatas teori namun adalah keandalan dalam bersosial menghadapi masyarakat yang nota bene semuanya punya kepentingan yang berbeda. Untuk itu, banyaklah belajar dalam sosial, membaca, berani mencoba dan terus mencoba untuk menjadi manusia yang bersosial dan dibutuhkan di tengah masyarakat,” pesannya.
Kependudukan di Segeran Lor sangatlah dinamis. Tuntutan aparat desa yang aktif dan cekatan sangatlah dibutuhkan untuk menangani kasus dari anggota masyarakat yang tidak mengerti, masa bodoh, cuek dan lain-lain.
“Maka registrasi penduduk tidak saja menunggu dari anggota perwakilan dari keluarga, akan tetapi perangkat desa harus pro-aktif mendata dan dijadikan data laporan di desa,” ungkapnya.
Memang tidak mudah untuk dapat bersosialisasi dengan masyarakat yang beragam.
“Jadilah manusia yang banyak memberi manfaat kepada lainnya. Semoga ilmu yang didapat dalam kunjungan ini bisa memberi warna dan bekal sebagai siswa sosial yang berkualitas," tandasnya.
Kontributor: Mas Bram
Editor: Ibnu Nawawi