Pemerintah Tak Boleh Tutup Mata terhadap Keberadaan dan Peran Pesantren
Ahad, 5 Juli 2020 | 11:30 WIB
Peletakan batu pertama pembangunan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Nurul Jannah Desa Adirejo, Kecamatan Pekalongan, Lampung Timur. (Foto: NU Online/Faizin)
Muhammad Faizin
Kontributor
Sukadana, NU Online
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Alumni pesantren telah terbukti dan teruji sukses menjadi teladan di tengah-tengah kehidupan masyarakat dan bangsa. Sebagai lembaga yang menjadi kawah candra dimuka, tempat penggemblengan para generasi penerus peradaban dengan mengkaji agama (Tafaqquh Fiddin), pesantren menjadi mampu membawa bangsa ini baik dalam jiwa dan raga.
Hal ini ditegaskan Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP Ansor) Kabupaten Lampung Timur H M. Muslih saat menyampaikan mauizah hasanah dan melakukan peletakan batu pertama pembangunan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Nurul Jannah Desa Adirejo, Kecamatan Pekalongan, Lampung Timur, Ahad (5/7).
Melihat peran yang sangat penting ini, pemerintah tidak boleh menutup mata atau pun melihat sebelah mata terhadap keberadaan pesantren terutama di masa pandemi Covid-19 ini. Di masa rawan pandemi ini, pemerintah harus hadir dan meyakinkan proses kegiatan di pesantren dapat berjalan dengan baik dan terhindar dari virus Corona.
“Pemerintah harus hadir di tengah-tengah pesantren secara konkret. Baik dari sisi mutu pelayanan, kesehatan, maupun sarana pendidikanya,” tegasnya pada acara yang dihadiri oleh Uspika Pekalongan, anggota DPRD Lampung Timur, Polsek Pekalongan, tokoh masyarakat, dan tokoh agama setempat.
Proses peletakan batu pertama Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Nurul Jannah
Perhatian nyata ini juga sudah menjadi sebuah kewajiban bagi pemerintah. Dan menurutnya jika pemerintah pusat maupun daerah mampu memberi perhatian nyata pada pesantren, maka ia yakin daerah tersebut akan penuh dengan keberkahan dari Allah Swt.
Ia pun merasa bangga atas berdirinya PesantrenTahfidzul Qur'an Nurul Jannah yang diasuh oleh Ustaz Ahmad Syaifuddin ini. Ia berharap pesantren untuk para penghafal Qur’an ini mampu menunjukkan kualitas dan menjadi lembaga kepercayaan masyarakat dalam membina para generasi qur’ani.
Pesantren ini berdiri di atas tanah yang diwakafkan oleh Bapak Mujiono. Camat Pekalongan menyampaikan apresiasinya pada Mujiono yang yang rela menyediakan sebagian harta dan hidupnya ini untuk mendirikan pendidikan Al-Qur'an melalui Pondok Pesantren.
“Semoga ke depan pondok ini akan melahirkan santri-santri yang ahli Al-Qur’an dan berakhlakul karimah,” harapnya.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua