Lahat, NU Online
Khidmah yang kerap dilakukan kalangan Gerakan Pemuda (GP) Ansor dengan menggandeng masyarakat, membuat kesan mendalam di hati warga. Karenanya, tidak jarang masyarakat demikian merindukan kehadiran kiprahnya di kemudian hari.
Hal tersebut sebagaimana dirasakan warga di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. “Inilah yang akhirnya membuat masyarakat rindu kepada organisasi pemuda Nahdlatul Ulama yakni Ansor ini,” kata Ketua Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Lahat, Ahmad Syahri Kurnianto, Sabtu (3/8).
Hal tersebut disampaikannya saat membuka penyembuhan alternantif lewat metode Aji Tapak Sesontengan atau ATS. "Bakti sosial penyembuhan alternatif gratis ATS dilakukan kader dalam rangka memenuhi harapan masyarakat," katanya.
Dirinya menambahkan, Ansor akan selalu berusaha menggelar pengobatan ini secara berkesinambungan. "Sehingga kehadiran dan gerakan kami selalu dirindukan masyarakat," paparnya.
Penyembuhan lewat model ATS bekerja sama dengan Gusdurian, Paguron ATS Swarna Raya, GP Ansor Lahat melalui Banser Husada.
Menurutnya, dalam dua bulan terakhir Ansor rajin menggelar bakti sosial penyakit medis nonmedis dengan metode penyembuhan leluhur Nusantara yakni ATS tersebut.
Awalnya, kegiatan digelar di Pesantren Sabilul Muttagin, Jl Trans Palembaja, KM 4, Sari Bungamas, Lahat, Sumatera Selatan, pada Rabu dan Kamis (10 -11/7).
Selanjutnya pada Jumat (2/8) bada shalat Jumat dipusatkan di areal Masjid Al Hidayah, SP5, Palembaja, Desa Kencana Sari, Kecamatan Kikim Timur. Baksos berakhir sekitar pukul 22.00 WIB.
"Alhamdulillah, masyarakat antusias menyambut kegiatan kami," ujar Nuryanto praktisi ATS Swarna Raya yang juga Banser setempat.
Pengajar kaligrafi di Pesantren Abdur Rahman, Desa Bungamas, Kecamatan Kikim Timur itu menuturkan, sebagian besar masyarakat yang hadir menyembuhkan penyakit asam urat dan maag.
ATS merupakan keilmuan husada leluhur Nusantara, tanpa jin, khodam, klenik dan hal ribet lain untuk menguasainya.
"Saya bertambah bahagia memiliki ATS. Di mana saja dan kapan saja bisa membantu sesama yang menderita sakit. Senang mendengar cerita mereka yang terbantu dengan ATS, misal, biasanya malam hari susah tidur dan menangis karena asam urat, akhirnya bisa sembuh," ujarnya.
Selain membantu masyarakat, baksos juga menjadi sarana silaturahim bagi kader-kader Ansor Banser setempat.
"Termasuk untuk melaksanakan Nawa Prasetya Banser yang keenam, Banser peduli nasib umat manusia tanpa memandang suku, agama, ras dan golongan. Luar biasa gerakan ini, mengajari kami arti pengorbanan dan perjuangan," ujar Tri, kader Ansor lainnya. (Suprapto/Ibnu Nawawi)