Daerah

Persiapkan Lailatul Qadar Lebih Dini, Kiai Harisudin Ajak Sucikan Hati

Selasa, 30 Mei 2017 | 11:28 WIB

Jember, NU Online
Katib Syuriyah PCNU Jember Kiai MN. Harisudin mengajak warga Jember untuk mensucikan hati dalam rangka menyambut Lailatul Qadar. Karena, menurut Kiai Harisudin hanya mereka yang berhati bening dan suci yang mampu mendapatkannya.Ā 

Demikian disampaikan Kiai MN Harisudin yang juga dosen pascasarjana IAIN Jember di hadapan kurang lebih 600 jamaā€™ah Masjid Raudlatul Mukhlisin Kaliwates Jember. Pengajian menjelang buka puasa, Senin (29/5) yang dimulai jam 16.30 WIB sampai menjelang berbuka puasa. Ā 

Masjid Raudaltul Mukhlisin yang diresmikan oleh Rais ā€˜Aam PBNU, KH Maā€™ruf Amin pada Senin, 15 Mei 2017 ini sendiri menjadi destinasi wisata religi yang menjadi ikon kota Jember. Banyak pengunjung dari berbagai luar kota yang menyempatkan diri untuk datang ke masjid dengan desain mirip Masjid Nabawi kota Madinah tersebut.Ā 

Di masjid ini, Kiai Harisudin mengajak jamaā€™ah untuk biasa-biasa saja puasa, yaitu agar tidak seperti yang dikritik Nabi Muhammad Saw. ā€œRubba shaimin laisa lahu minshiyamihi illal juā€™a wal athas. Banyak sekali orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahagaā€. Ā 

Menurut Kiai Pengasuh Program Bengkel Kalbu Ponpes Darul Hikam Jember ini, puasa yang tidak biasa-biasa adalah dengan puasa hati.Ā 

Setidaknya ada dua puasa hati yang dilakukan. Pertama, puasa hati dari membenci. Dengan puasa ini, Kiai Harisudin menganjurkan jamaā€™ah agar tidak membenci orang lain. ā€œOrang yang baik adalah orang yang cepat melupakan kesalahan orang lain. Demikian juga, orang yang baik adalah orang yang selalu ingat kesalahan dirinya. Dengan cara ini, kita meminimalisir kebencian sesama. Karena tidak ada satupun orang yang sempurna dan tidak ada seorang pun yang tidak memiliki kesalahan,ā€ tukas Wakil Ketua PW Lembaga Taā€™lif wa an-Nasyr NU Jawa Timur tersebut seraya mencontohkan Abu Bakar yang menghilangkan kebencian terhadap Mitstah bin Utsatsah (saudaranya) karena ikut memprovokasi warga Madinah menuduh Siti Aisyah berzina dengan Shofwan bin Muā€™atthal.Ā 

Kedua, puasa dengan mengendalikan amarah. Kiai Harisudin menyebut hadits yang menceritakan teguran keras Rasulullah Saw. pada seorang sahabat yang marah-marah pada seorang budaknya. ā€œBatalkan puasa kamu,ā€ pinta Rasulullah Saw. Bagi Kiai yang juga pengurus Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Jember ini, hadits ini menjadi inspirasi untuk mengendalikan emosi di saat puasa Ramadhan. Apalah artinya puasa kalau emosi tetap membelenggunya. Ā 

Inilah minimal dua cara yang bisa dilakukan lebih dini untuk menyongsong datangnya Lailatul Qadar selain tetap saja seorang memenuhi syarat dan rukun puasa sebagaimana diajarkan dalam Islam. (Shohibul Ulum/Mukafi Niam) Ā