Daerah

Rijalul Ansor Ingatkan, Jangan Sampai Indonesia Dikuasai Islam Tekstualis

Sabtu, 22 April 2017 | 10:38 WIB

Rijalul Ansor Ingatkan, Jangan Sampai Indonesia Dikuasai Islam Tekstualis

Ketua Majlis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor Kota Tasikmalaya Aj. Bubung dalam Peringatan Isra wal Mi'raj, di Gedung Dakwah Islam Tamansari, pada Jum'at siang (21/4)

Tasikmalaya, NU Online
Pimpinan Pondok Pesantren al-Mukhtariah Mangkubumi Aj. Bubung Nizar mengungkapkan bahwa pergerakan kelompok Islam tekstualis yang ingin menyingkirkan tradisi, benar-benar tidak mengerti metode dan historis dakwah di bumi Nusantara.

Hal ini, disampaikan Aj. Bubung dalam Peringatan Isra wal Mi'raj, di Gedung Dakwah Islam Tamansari, pada Jum'at siang (21/4). yang dilaksanakan oleh Pimpinan Anak Cabang Ansor Tamansari.

"Tradisi keagamaan masyarakat kita merupakan tradisi yang diwariskan oleh para ulama pendahulu yang lebih paham dan rasyid daripada ustadz-ustadz yang sering ceramah di TV. Akan tetapi, saat ini, kebiasaan salafus-shalih sedang mendapatkan berbagai tantangan dari kelompok-kelompok Islam transnasional Wahabi yang menjelma dalam berbagai organisasi yang berasal dari Timur Tengah, anehnya semuanya dilarang di negara asalnya. 

“Ini kan ironis sahabat-sahabat.. , terusir dari rumahnya kemudian buat kegaduhan di rumah orang lain." kata Alumnus Ponpes Miftahul Huda Manonjaya ini.

Menurut Aj. Bubung, cara terbaik saat ini untuk membendung paham-paham tersebut, tiada lain dengan memaknai hikmah dari Isra wal Mi'raj Nabi Muhammad SAW.

"Perjalanan Nabi di alam naasuth adalah dari mesjid ke mesjid,,, minal Masjidil Haram ilal Masjidil Aqsa.. Kita ambil hikmah, masjid kita jadikan benteng pertahanan faham Ahlussunnah wal Jama'ah an-Nahdliyyh. Kembali ke mesjid, kuasai mesjid dengan beribadah dan tradisi islam warisan ulama kita, jangan sampai masjid kita ajengannya ustadz-ustadz titipan kelompok yang ingin menghilangkan tradisi Islam saat ini," tambah Ketua Majlis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor Kota Tasik ini.

Aj. Bubung berpesan, agar generasi penerus Islam seperti halnya Ansor haruslah belajar dan meneladani Sayyidina Abu Bakar.

Ia menjelaskan Abu Bakar as-Siddiq RA merupakan orang pertama yang mempercayai Isra wal Mi'raj, tatkala banyak di antara para sahabat ragu, bimbang bahkan murtad lagi, tetapi Abu Bakar teguh dan kokoh jadi benteng pertama yang meneguhkan keimanan para sahabat dalam menyikapi peristiwa Isra Mi'raj.

“Begitupun bagi seluruh jama'ah jamiyah NU bukan hanya mangaku sebagai warga NU dan turunan NU karena amaliyahnya,  tapi jadilah warga NU yang kaffah. Yakni.. amaliyah an-nahdiyah, fikrah an-nahdiyah dan harakah an-nahdiyah. Ini harus benar dipahami oleh seluruh Jamaah NU, agar bukan hanya mengaku NU sebatas paham amaliyahnya saja, tapi ideologi ‘fikrah’ dan pergerakan ‘harakahnya’ sesuai dengan ke-NU-an yang menyeimbangkan antara keagamaan dan kenegaraan...beragama dan berbangsa pertanda manusia yang baik..seimbang hablumminannas dan hablumminallah," tandas Aj. Bubung.

Dalam peringatan Isra Mi'raj tersebut, hadir ketua Ansor Tamansari Elan Hudayanto, Wakil Ketua PC Ansor Tasik Bid. Ekonomi Wahid, pengurus, anggota Ansor-banser, IPNU-IPPNU, Lurah serta Staf Kel. Tamansari dan warga masyarakat.(Arif/Mukafi Niam)