Daerah

Santri Denanyar Raih Juara 2 Kaligrafi di Berlin Jerman

Sabtu, 24 Agustus 2019 | 00:00 WIB

Santri Denanyar Raih Juara 2 Kaligrafi di Berlin Jerman

Sang juara dua Lomba Kaligrafi dan Ornament Islam di Berlin, Jerman 2019, Zainul Mujib.

Jombang, NU Online

Zainul Mujib, namanya. Santri Sakal (Sekolah Kaligrafi Al-quran) Asrama Sunan Ampel, Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur, ini laik dibanggakan. Pasalnya, ia berhasil meraih prestasi yang cukup gemilang di ajang Internasional, yaitu juara dua Lomba Kaligrafi dan Ornament Islam di Berlin, Jerman 2019.

 

Mahasiswa semester tiga Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Pascasarjana Universitas Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang ini mengaku bersyukur kepada Allah karena apa yang diraihya di luar dugaan.

 

"Alhamdulillah pada kesempatan ini saya diberikan kesempatan oleh Allah masuk dalam nominasi 2 Arabic Divan Award for Calligraphy Berlin 2019," katanya kepada NU Online di Jombang, Jumat (23/8).

 

Menurut Mujib, jumlah peserta yang terdaftar dalam perlombaan tersebut mencapai 117 orang. Tetapi mereka yang mengirimkan kontribusi aktual dan mengirim karya seni sekitar 87 seniman. Dari karya tersebut meliputi kategori kaligrafi murni dan gabungan kaligrafi dengan ornament.

 

Dari semua peserta tersebut, laki-laki berjumlah 63 dan perempuan 24 orang. Mereka berasal dari 19 negara Arab dan luar Arab. Dari jumlah itu rincianya adalah Mesir mengirimkan 13 seniman, Aljazair 9, dan Irak 5. Sedangkan Malaysia, Pakistan, Turki, Maroko, Jordan, Libya, dan Suriah masing-masing mengirimkan tiga orang. Sementara Singapura, Jerman, dan Arab Saudi, masing-masing diiwakili dua orang. Tajikistan, Thailand, Mauritania, Yaman dan Tunisia masing-masing mengirim satu perwakilan. Dan Indonesia berpartisipasi dengan mengirim 16 seniman, salah satunya Zainul Mujib. Mereka memilih lebih dari 8 jenis gaya tulisan,

 

"Hasil yang saat ini saya peroleh ini merupakan berkat dari bimbingan, dorongan dan do'a guru-guru saya Syeikh Belaid Hamidi, Ustaz Atho'ilah pendiri Sekolah Kaligrafi Al-Quran," jelas pria asal Lamongan itu.

 

Guru Seni Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Denanyar ini menegaskan, dalam menilai karya seni, juri sangat mempertimbangkan kualitas desain, estetika, tingkat kerumitan, kualitas inovasi, dan inovatif. Meski demikian, ia mengaku yakin peserta dari Indonesia mampu ‘berbicara’ di ajang yang digelar oleh Rumah Budaya Arab, Berlin tersebut.

 

"Saya sangat yakin pemuda Indonesia mampu bersaing dalam pertarungan Internasional. Asal mau dan serius. Saya turut partisipasi dalam perlombaan ini termotivasi dari apa yang disampaikan guru besar kami Syeikh Belaid Hamidi (Maroko), ‘Syughl Syugl Syugl, Ar Rookhatu Fil Jannah’. Sibuk sibuk sibuk, istirahatnya nanti di syurga," ujar Mujib.

 

Kontributor: Syarif Abdurrahman

Editor: Aryudi AR