Bekasi, NU Online
Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bekasi KH Jaja Jamaludin merasa tidak punya kekhawatiran terhadap santri. Namun, ia justru khwatir terhadap perhatian kepada santri. Sebagaimana yang diketahui, Hari Santri baru diresmikan pada 2014. Padahal, Resolusi Jihad yang menjadi cikal-bakal Hari Santri sudah ada sejak 22 Oktober 1945.
Hal tersebut diungkapkan dalam Pembukaan Peringatan Hari Santri 2019 Kota Bekasi di Pasar Proyek Trade Centre, Margahayu, Bekasi Timur, pada Jumat (11/10) siang.
“Kemudian lima tahun berikutnya, UU Pesantren dilahirkan sebagai kado untuk Hari Santri 2019. Sekarang, mulai dari pesantren salafiyah, Wajardikdas, hingga Ma’had Aly mendapat perlindungan dari UU Pesantren yang telah diterbitkan itu. Kita (santri) sudah aman dan nyaman, tergantung kita sekarang mengolahnya,” kata Kiai Jaja.
Menurutnya, santri adalah santri dan berbeda dengan siswa. Di dalam pesantren, santri diajarkan tawadhu dan istiqamah. Ciri khas santri adalah belajar, menempa diri berdasarkan ilmu dan amal.
“Kami (Kemenag Kota Bekasi) mengapresiasi gelaran Hari Santri. Tema Hari Santri tahun ini adalah Santri untuk Perdamaian Dunia, maka kita sebagai santri harus bisa membuat harmoni. Kemarin belum lama, Kota Bekasi mendapat penghargaan dari Indonesia Award sebagai Kota Harmoni. Maka dengan begitu, kita berharap Bekasi menjadi harmoni, Indonesia damai, dan santri juga turut dalam menciptakan perdamaian dunia,” katanya.
Sementaraitu, Kepala Dinas Sosial Pemerintah Kota Bekasi H Ahmad Yani mengharapkan agar generasi santri hari ini menjadi pimpinan daerah di Kota Bekasi, di masa mendatang. Generasi santri yang akan datang nanti mampu mengatasi persoalan-persoalan keyakinan di Kota Bekasi.
“Bekasi ini sangat heterogen masyarakatnya. Bisa harmoni jika ada keterlibatan santri di dalamnya. Semoga peringatan Hari Santri ini dapat memberkahi kitasemua, warga Kota Bekasi. Pesan saya untuk santri, tetaplah menghormati guru, kiai, dan ulama kita. Karena siapa yang mencintai ulama, maka dia mencintai nabi. Siapa yang mencintai nabi, maka mencintai Allah. Dan siapa yang mencintai Allah, maka insyaallah masuk surga,” pungkasnya.
Usai sambutan, secara resmi ia membuka Peringatan Hari Santri 2019 tingkat Kota Bekasi.
Sementara itu, beberapa tokoh yang hadir adalah Ketua PCNU Kota Bekasi KH Madinah dan Rais Syuriyah PCNU Kota Bekasi KH Mir’an Syamsuri beserta jajaran, lembaga, MWCNU se-Kota Bekasi, serta badan otonom NU Kota Bekasi. Dihadiri pula oleh sekitar 500 santri dari berbagai pesantren yang ada di Kota Bekasi.
Selain itu, tampak hadir juga Ibu Wakil Walikota Bekasi Wiwiek Hargono, Kepala Dinas Sosial Kota Bekasi H Ahmad Yani, Kepala Kementerian Agama H Jaja Jamaludin, Kesbangpol Kota Bekasi, Polres Metro Bekasi, dan Kodim 0507 Kota Bekasi.
Di akhir acara, dilangsungkan prosesi pelantikan dua lembaga NU Kota Bekasi, yakni Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Kota Bekasi dan Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Kota Bekasi.
Kontributor: Aru Elgete
Editor: Abdul Muiz