Daerah

Tabayun Jadi Kunci Penting dalam Beraktivitas di Media Sosial

Kamis, 11 Maret 2021 | 14:30 WIB

Tabayun Jadi Kunci Penting dalam Beraktivitas di Media Sosial

Tabayun meliputi memastikan sumbernya terpercaya atau tidak, isi dan maksud beritanya baik atau tidak, dan juga harus memastikan konteks tempat dan waktu serta latar belakang saat informasi tersebut disampaikan

Pringsewu, NU Online
Ketua Lembaga Ta’lif wa Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Kabupaten Pringsewu Hasbi Athoillah mengatakan bahwa kunci dalam menghadapi banjir informasi yang terjadi di era digital saat ini adalah Tabayun (meneliti/klarifikasi). Segala informasi baik maupun negatif tidak boleh langsung disebarkan sebelum diverifikasi dan dilakukan proses tabayun serta dipastikan kemanfaatannya.


Tabayun meliputi memastikan sumbernya terpercaya atau tidak, isi dan maksud beritanya baik atau tidak, dan juga harus memastikan konteks tempat dan waktu serta latar belakang saat informasi tersebut disampaikan,” jelasnya, Kamis (11/3).


Upaya tabayun terhadap informasi juga harus dilakukan secara tertutup kepada pihak yang terkait dan kompeten. “Jangan secara terbuka di ranah publik seperti melalui grup media sosial sehingga berita yang tidak jelas tersebut beredar luas ke publik,” ungkapnya.


Ia menambahkan bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini memberikan kemudahan bagi semua orang untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi. Kemudahan ini bukan hanya dapat mendatangkan kemaslahatan bagi umat manusia namun membawa kemudlaratan.

 

Hal negatif bisa terjadi karena sikap tidak tanggung jawab dengan menyebar informasi yang tidak benar, hoaks¸ fitnah, ujaran kebencian, dan hal terlarang lainnya yang menyebabkan disharmoni sosial.


“Hal ini bisa jadi karena kesengajaan ataupun karena ketidaktahuan, yang akhirnya bisa menimbulkan kemafsadatan di tengah masyarakat. Malah saat ini, banyak juga pihak yang menjadikan konten media digital yang berisi hal negatif untuk memperoleh simpati sampai mencari keuntungan politik serta ekonomi,” ungkapnya.


Ia pun mengingatkan agar masyarakat menjadikan media sosial sebagai sarana mempererat persaudaraan (ukhuwah), baik persaudaraan ke-Islaman (ukhuwah Islamiyyah), persaudaraan kebangsaan (ukhuwah wathaniyyah), maupun persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah insaniyyah).


“Kita harus sadar, informasi di media sosial memiliki kemungkinan benar dan juga kemungkinan salah. Informasi yang baik di media sosial juga belum tentu benar, benar belum tentu bermanfaat, bermanfaat belum tentu cocok untuk disampaikan ke ranah publik dan tidak semua informasi yang benar itu boleh dan pantas disebar ke ranah publik,” jelas alumni Pesantren Al Falah Ploso Kediri Jawa Timur ini.


Oleh karena itu ia mengingatkan masyarakat untuk bersama-sama menjadi individu yang tidak mudah menyebar informasi yang tak jelas dan tidak mudah terprovokasi oleh berita atau informasi yang belum jelas kesahihannya dengan selalu bertabayun.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Aryudi AR