Purwakarta, NU Online
Pimpinan Cabang Fatayat NU menyoroti persoalan utang piutang yang terjadi di masyarakat lewat pinjaman langsung atau sering disebut bank emok.
Ketua Fatayat NU Kabupaten Purwakarta Hj Nyimas D Badriah mengungkapkan bank emok betul-betul meresahkan di Kabupaten Purwakarta, khususnya bagi ibu-ibu rumah tangga, karena banyak korban akibat bank emok.
"Kami dari Fatayat NU Purwakarta meminta pada Bupati Kabupaten Purwakarta Ambu Anne Ratna Mustika untuk membuat Perda larangan bank emok beroperasi di Kabupaten Purwakarta yang betul-betul telah meresahkan kehidupan masyarakat kecil. Malah banyak laporan terjadi penceraian gara-gara utang piutang dengan bang emok," kata Hj Nyimas D Badriah, Sabtu (22/2).
Mengisi sambutan pada Latihan Kader Dasar (LKD) dan Latihan Kepemimpinan Lanjutan (LKL) di Aula Bumi Nusantara Pesantren Cipulus Purwakarta, Hj Nyimas mengatakan Fatayat NU Purwakarta banyak mendapatkan keluhan dari masyarakat termasuk dari sebagian kader yang tersebar di masing-masing PAC se-Kabupaten Purwakarta.
Bupati Purwakarta, kata Hj Nyimas, bisa membuat atau menerbitkan Peraturan Daerah yang melarang keberadaan bank emok.
"Nanti turunanya bisa dijadikan Perdes di masing-masing desa. Dengan desa bisa membuat bank-bank desa yang alokasinya pendanaanya bisa menggunakan Dana Desa untuk simpan pinjam masyarakat desa," katanya.
Menurutnya hal itu juga bisa meningkatkan pemberdayasn dan perekonomian masyarakat desa sehingga desa akan semakin maju dan berdaya. "Fatayat NU siap membantu Pemerintah Kabupaten Purwakarta untuk menyosialisasikan dan menggerakkan kader-kader untuk berpartisipasi aktif dalam program tersebut," tegasnya.
Dakwahkan Aswaja Annahdliyah
Diketahui, Pimpinan Cabang Fatayat NU Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat mengadakan Latihan Kader Dasar (LKD) dan Latihan Kepemimpinan Lanjutan (LKL) di Aula Bumi Nusantara Pesantren Cipulus Purwakarta. LKD dan LKL diikuti oleh 85 kader Fatayat NU dari 17 PAC se-Purwakarta.
Hj Nyimas D Badriah mangajak kepada semua anggota atau kader Fatayat NU Kabupaten Purwakarta untuk lebih aktifmendakwahkan ajaraan Ahlussunah wal Jamaah Annahdliyah kepada masyarakat secara luas dankontinyu.
Kader Fatayat NU harus menjadi garda terdepan dalam penggalangan gerakaan terhadap ibu-ibu muda yang ada di masyarakat, di majelis majelis taklim di madratsah madrasah.
"Kader Fatayat NU itu menyebar di berbagai macam profesi, ada guru, pedagang, petani, karyawan. Dari sekian banyak profesi itu menjadi media dakwah untuk terus menyampaikan dakwah-dakwah yang ramah dan berkelanjutan, Islam yang rahmatan lil alamin," katanya.
Hal itu sangat penting, apalagi sekarang dengan banyaknya aliran-aliran yang masuk ke masyarakat yang justru meresahkan. Kelompok-kelompok takfiri yang massif masuk ke semua lapisan masyarakat dengan mudahnya membidah-bidahkan orang yang tidak sejalan dengan kelompoknya.
"Hal ini harus dilawan dengan dakwah-dakwah yang lembut dan damai. Sampaikan Islam dengan ramah, jangan dengan marah. Islam itu agama perdamaian, agama kemanusiaan yang memanusiakan manusia dengan segala kelembutan dan keramahanya," ungkap Hj Nyimas D Badriah.
Rekomendasi dari kegiatan tersebut disampaikan kepada Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika.
Editor: Kendi Setiawan