Daerah

Tokoh Ulama Sumsel Tolak Perayaan Tahun Baru Yang Berlebihan

Rabu, 28 Desember 2005 | 09:39 WIB

Palembang, NU Online
Sejumlah tokoh ulama di Sumsel yang tergabung dalam forum ulama ukhwah Islamiah menolak perayaaan tahun baru 2006 yang berlebihan, karena dinilai tidak sesuai dengan budaya Indonesia.

Dana perayaan tahun baru 2006 yang akan dilaksanakan di Benteng Kuto Besak Palembang lebih baik digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat, kata Usman Said ketika menyampaikan aspirasinya ke Komisi E DPRD Sumsel di Palembang, Rabu.

<>

Menurut dia, berdasarkan informasi yang diterimanya dana untuk perayaan tahu baru di Benteng Kuto Besak Palembang tersebut sebesar Rp500 juta, tetapi dananya berasal dari sponsor bukan dari APBD setempat.

Walaupun dana tersebut berasal dari sponsor berupa uang juga, kenapa tidak dimanfaatkan untuk membantu anak-anak jalan, orang-orang miskin, busung lapar, karena itu lebih manusiawi daripada berpesta-pesta ditengah kemelaratan, katanya.

Selain itu, para ulama juga meminta kepada komisi E agar iklan-iklan yang berbau pornografi dihentikan, karena akan merusak generasi bangsa. Disisi lain mereka juga mengkhawatirkan adanya pembelian kodom melalui ATM yang sekarang terjadi di kota-kota besar seperti di Surabaya. "Bisa saja pembelian kodom pakai ATM tersebut ada juga di Palembang, karena itu jangan sampai terjadi disini," kata Musawir M.

Menanggapi hal tersebut Ketua Komisi E DPRD Sumsel, Ibnu Hajar Dewantara mengatakan, akan menyampaikan aspirasi yang disampaikan para ulama itu kepada pimpinan dewan.(ant/mkf)