Sidoarjo, NU Online
Untuk pertama kalinya setelah 5 tahun berdiri, Fakultas Teknik Universitas NU Sidoarjo (Unusida) Jawa Timur menggelar Seminar Nasional Tekonologi dan Sains (Snasteks). Pesertanya pun berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
“Ada sekitar 200 orang peserta dan 57 pemakalah yang terdiri dari dosen, peneliti, dan mahasiswa hadir dalam forum itu,” kata Listin Fitrianah, Kamis (19/9).
Ketua pelaksana tersebut mengaku tidak menyangka antusias peserta sebanyak itu. Pasalnya, kegiatan merupakan acara perdana.
“Antusias peserta dari luar pulau pun mendorong panitia untuk menggelar acara serupa tahun depan,” ungkapnya. Mereka berasal dari luar kota dan pulau di antaranya Jakarta, Manado, Bekasi, Jember, dan kota-kota lain di Indonesia, lanjutnya.
"Ini acara perdana, tapi pesertanya banyak berasal dari luar kota bahkan luar pulau," terangnya.
Ia menambahkan, Snasteks merupakan forum ilmiah untuk mempublikasikan karya para peneliti. Hasil penelitian meliputi berbagai aspek kehidupan dan bidang kelimuan, di antaranya pendidikan, teknologi, sains, ekonomi, dan hasil pelaksanaan pengabdian masyarakat yang ditulis dalam bentuk artikel ilmiah.
Semua artikel ilmiah itu dibukukan dalam bentuk prosiding. Selain dari peserta, ada 3 artikel dari invited speaker yakni dari Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, Direktur PPBT Kemeristekdikti, Retno Sumekar, dan guru besar Fakultas Ilmu Alam ITS, Agus Rubiyanto.
Seminar yang bertemakan ‘Aplikasi Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat sebagai Sustainabilitas Kontribusi Perguruan Tinggi Menuju Smart City’ itu dilaksanakan di Hall Rohmatul Ummah, Sidoarjo.
Snasteks akan menjadi agenda tahunan fakultas teknik Unusida. Harapannya, kegiatan semacam itu menjadi sebuah masukan atau referensi untuk pembangunan kota atau daerah.
Dalam forum yang berlangsung Rabu (18/9) tersebut juga ditampilkan beberapa kegiatan program kemitraan masyarakat yang telah dilaksanakan Fakultas Teknik Unusida bersama Kemenristekdikti.
Ada pembuatan alat panggang multi fungsi untuk usaha kecil dan menengah, aplikasi pengelolaan bank sampah di desa, mesin pembuat tepung kalsium dari cangkang kerang, dan program hibah bina desa mahasiswa.
Untuk program hibah bina desa, merupakan prestasi mahasiswa Unusida yang kedua kalinya, setelah tahun 2017 lalu. Untuk memperoleh program tersebut harus berkompetisi dengan berbagai kampus di Indonesia. Ada sekitar 2000 proposal yang masuk ke Kemenristekdikti untuk diseleksi.
Pewarta: Moh Kholidun
Editor: Ibnu Nawawi