Bangkalan, NU Online
Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Kokop, Bangkalan, Jawa Timur menggelar Tabligh Akbar dalam rangka memperingati tahun baru Islam 1441 Hijriyah.
Acara yang digelar di Desa Manoan Kecamatan Kokop Kabupaten Bangkalan ini dihadiri Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Mas Abd Azhim Cholili, Sabtu (21/9).
Kiai yang akrab disapa Mas Abduh ini mengawali sambutannya dengan mengemukakan bahwa kelebihannya NU luar biasa. Dirinya juga berpesan kepada Nahdliyin dengan mengisahkan masa kanak-kanak KH Abdul Wahab Chasbullah saat berusia 7 tahun.
“Masa itu KH Abdul Wahab Chasbullah dihukum oleh abah saya, KH Cholil Bangkalan atas kenakalannya. Mbah Wahab mendapatkan hukuman dimasukkan ke dalam kandang kambing,” katanya di hadapan jamaah.
Di dalam kandang, Kiai Wahab kecil merenungi kenakalannya. Keanehan terjadi saat menjelang waktu shalat. Anak kecil yang kelak menjadi aktor di balik gagalnya pembongkaran makam Nabi Muhammad SAW tersebut mengumandangkan adzan.
“Seketika itu pula kambing-kambing yang awalnya tidur beranjak bangun mendengarkan suara adzannya yang syahdu. Dan ketika ikamah selesai dikumandangkan, kambing-kambing berbaris di belakangnya siap untuk menjadi makmum,” ungkapnya.
"Ini salah satu karamah muassis NU. Karenanya nahdliyin di Kokop Bangkalan jangan keluar dari NU, malu sama kambing," ucapnya disambut tawa para hadirin.
Dirinya juga menyampaikan banyak kalangan yang saat ini mujlai terbawa arus menghujat Barisan Ansor Serbaguna atau Banser dengan menuduh PKI dan sejenisnya.
“Ingat, Banser dulu yang turut berjuang memerangi PKI," pungkasnya.
Untuk menjawab tudingan bid'ah terhadap amaliah NU, KH Marzuki Mustamar diberi kesempatan untuk menjelaskan kitab Shahih Bukhari.
Hadir pada kegiatan ini Ketua PWNU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar, Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bangkalan, RKH Fakhrillah Aschal. Juga Ketua PCNU Bangkalan, KH Muhammad Makki Nasir, Rais MWCNU Kokop, KH Ahmad Romli Fakhri, serta Ketua MWCNU Kokop, KH Abdul Ghoffar.
Kontributor: Abdullah Hafidi
Editor: Ibnu Nawawi