Humor HUMOR SUFI

Abu Nawas Diuber-uber Raja

Senin, 20 Juli 2020 | 13:09 WIB

Abu Nawas Diuber-uber Raja

Ilustrasi. (NU Online)

Untuk kesekian kalinya, Abu Nawas membuat Baginda Raja Harun al-Rasyid marah. Kali ini karena urusan jual beli budak.

 

Tidak tangung-tanggung, budak yang ia jual adalah Baginda Raja. Seketika itu, Raja langsung mengerahkan pasukan untuk menangkap Abu Nawas.


Saat itu Abu Nawas sedang tidak ada di rumah. Namun, mereka tetap berjaga di rumah Abu Nawas kalau-kalau dia pulang. Sampai pada akhirnya para pasukan menyerah karena Abu Nawas tidak kunjung balik ke rumah.


Setelah mengetahui para pasukan pulang ke istana, Abu Nawa balik rumahnya. Abu Nawas masuk ke dalam, ia mengambil air wudhu lalu mendirikan sholat dua rakaat.


Lalu berpesan kepada istrinya apa yang harus dikatakan bila Baginda datang. Tidak berapa lama kemudian tetangga Abu Nawas geger, karena istri Abu Nawas menjerit-jerit.


"Ada apa?" tanya tetangga Abu Nawas sambil tergopoh-gopoh.


"Huuuuuu...suamiku mati...!"


"Hah? Abu Nawas mati?"


"Iyaaaa...!" Kini kabar kematian Abu Nawas tersebar ke seluruh pelosok negeri. Baginda terkejut.


Kemarahan dan kegeraman beliau agak susut mengingat Abu Nawas adalah orang yang paling pintar, menyenangkan dan menghibur Baginda Raja.


Baginda lalu bertanya kepada istri Abu Nawas, “Ada pesan terakhir dari Abu Nawas untukku?”


"Suami hamba, Abu Nawas memohon agar Baginda Raja mengampuni semua kesalahannya dunia-akhirat di depan rakyat," kata istri Abu Nawas terbata-bata.


Jenazah Abu Nawas diusung di atas keranda. Kemudian Baginda Raja mengumpulkan rakyatnya di tanah lapang. Beliau berkata, "Wahai rakyatku, dengarkanlah bahwa hari ini aku. Sultan Harun al-Rasyid telah memaafkan segala kesalahan Abu Nawas yang telah diperbuat terhadap diriku dari dunia hingga akhirat. Dan kalianlah sebagai saksinya."


“Alhamdulillah,” terdengar suara Abu Nawas dari dalam keranda sambil bangun terduduk. Rakyat yang berkumpul di tanah lapang seketika lari tunggang langgang mengetahui jenazah Abu Nawas hidup kembali. (Fathoni)