Washington, NU Online
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyelenggarakan buka puasa bersama di Gedung Putih pada Senin (13/5) waktu setempat. Buka bersama di Gedung Putih sebetulnya merupakan acara tahunan. Pada tahun pertama dirinya menjadi Presiden AS, Trump tidak menggelar buka puasa. Dengan demikian, ini menjadi acara buka puasa bersama kedua Trump selama dirinya menjadi presiden.
Beberapa duta besar dan diplomat dari negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim diundang dalam jamuan buka bersama. Jajaran pejabat Trump juga tampak hadir dalam acara tersebut.
Dalam pidatonya, Trump mengatakan bahwa bulan Ramadhan adalah momen untuk saling berbagi, saling melayani antar warga, serta mencari toleransi, harapan, dan perdamaian. Dia juga menyebut kalau Ramadhan adalah saat yang tepat untuk mempererat hubungan keluarga, teman, dan tetangga.
“Ramadhan adalah bulan suci bagi seluruh muslim di sini di Amerika Serikat dan di seluruh dunia," kata Trump, dukuti laman kantor berita Anadolu, Selasa (14/5).
“Ramadhan adalah waktu yang spesial. Saat untuk lebih mendekatkan keluarga-keluarga, tetangga dan masyarakat," lanjutnya.
Pada kesempatan itu, Trump juga menyinggung beberapa kasus terorisme yang menyasar beberapa rumah ibadah di beberapa negara belakangan ini. Diantaranya aksi penembakan massal di dua masjid di Kota Christchurch Selandia Baru, bom bunuh diri di beberapa gereja dan hotel saat Hari Paskah di Sri Lanka, dan serangan terhadap Sinagoge di di Pittsburgh dan California.
"Dalam kenangan yang terberkati, kita bertekad mengalahkan kejahatan terorisme dan persekusi agama agar semua orang bisa beribadah tanpa rasa takut, berdoa tanpa bahaya dan hidup dengan keyakinan yang mengalir dalam hari mereka," kata Trump. (Red: Muchlishon)