Internasional

Ini Diskusi Menag dengan WNI Jepang tentang Moderasi Islam

Rabu, 15 November 2017 | 08:00 WIB

Tokyo, NU Online 
Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin didampingi Staf Balitbang-Diklat Kementerian Agama Abdurrahman Mas’ud dan Kepala Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Muharram Marzuki melakukan kunjungan kerja di Jepang, Senin (13/11). Salah satu agendanya pertemuan dan dialog dengan warga Indonesia yang difasilitasi Kedubes RI Jepang di Sekolah Republik Indonesia Tokyo.

Acara yang diawali ramah-tamah dan makan malam bersama ini dihadiri berbagai kalangan diaspora Indonesia yang menetap di Jepang. 

Menteri Agama memulai perbincangan dengan penyampaian kisah menarik jalinan persahabatan dua orang berbeda agama yang mengundang gelak tawa para hadirin. Ia  menegaskan bahwa dirinya adalah menteri semua agama (tidak hanya Islam), yang melayani kehidupan beragama seluruh warga Indonesia. 

Menurut salah satu hasil penelitian, lanjutnya, dampak dari era globalisasi menjadikan kompetisi hidup semakin ketat dan perkembangan media sosial yang amat pesat, ada kecenderungan corak beragama menjadi semakin kaku dan formal. 

“Kecenderungan sekarang karena pengaruh kondisi dan berbagai kepentingan pragmatis, agama seringkali dilihat dari sisi luar maka hanya akan menimbulkan gesekan,” katanya. 

Padahal, jika agama dilihat dari segi substansinya tentunya kita tidak akan menemukan perbedaan, tetapi akan bertemu pada esensi kesamaan. Misalnya bagaimana keadilan ditegakkan, HAM tetap terlindungi dan terjaga baik, jangan membunuh, jangan menipu, jangan mencuri, dan sebagainya. 

Para pengurus dan anggota PCINU Jepang juga turut hadir dan terlibat aktif dalam diskusi hangat ini. Rais Syuriah Ali Amin mengungkapkan pendapatnya bahwa kesempatan dan tantangan Muslim serta warga beragama Indonesia di Jepang saat ini adalah bagaimana bisa berbaur dan menyatu dengan warga setempat (Jepang). Salah satunya dengan mengedepankan nilai-nilai kesamaan berupa kebajikan. 

Pendapatnya itu disambut dengan hal senada oleh Pak Menteri bahwa saat ini Kementerian Agama sedang melakukan pengembangan moderasi agama. 

Menurut Menag, poinnya adalah agama lebih didekati pada sisi substantif, pada sisi dalamnya, bukan sisi luarnya yang malah berpotensi melibatkan silang sengketa. 

Karena, lanjutnya, tugas setiap manusia adalah menebarkan kebajikan untuk mewujudkan kasih sayang dan dharma. Dan juga pemahaman agama secara inklusif, tidak hanya kepada Tuhan tapi juga kepada sesama manusia itu sendiri. Itulah kenapa bahwa pesan dalam semua agama, sebaik-baik manusia adalah yang paling baik yang kebermanfaatannya kepada sesama manusia lainnya. 

Sementara Ketua PCINU Jepang Miftakhul Huda menanyakan program Kementerian Agama untuk WNI di luar negeri, khususnya di Jepang dalam rangka menyikapi kecenderungan pemahaman beragama ekstrem yang berkembang akhir-akhir ini? 

“Sejauh ini belum ada, namun bisa diupayakan kerja sama dengan organisasi keagamaan yang ada di masa mendatang,” jawab Menag. 

PCINU mengharapkan ada kerjasama mendatangkan dai-dai dari Indonesia untuk mengisi kekosongan dan membina majelis-majelis pengajian dan dzikir yang telah berjalan dan dibentuk di seluruh Jepang, mulai Hokkaido, Fukushima, Niigata, Tokyo, Chiba, Hiroshima dan daerah-daerah lainnya. 

Diskusi itu diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin Ali Amin. Kemudian ditutup dengan foto bersama. (Wahyu Purnomo/Abdullah Alawi)