Pangkal Pinang, NU Online
Nama asli pria Ukraina ini adalah Guzik Oleg. Ia juga memiliki nama Islami Khalid. Ia adalah Chairman of the Board Religius Administration of Muslims of Ukraine (Umma) lembaga semacam Majelis Ulama Indonesia. Ia utusan luar negeri pada Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) Ke-7 yang dilaksanakan di Provinsi Bangka Belitung, 26-29 Februari 2020.
Kepada NU Online, ia mengungkapkan rasa kagumnya pada umat Islam di Indonesia khususnya kemampuan dalam memadukan antara kebudayaan dan agama. Hal ini berbeda dengan di negaranya yang belum bisa memadukan antara kebudayaan yang dimiliki untuk menyatukan umat Islam.
"Umat Islam di Ukraina berjumlah satu persen. Mayoritas adalah Nasrani. Dari satu persen ini terdiri dari berbagai paham yang belum bisa disatukan melalui kebudayaan," katanya dalam bahasa Inggris di sela-sela Taaruf Peserta Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VII Tahun 2020 di rumah dinas Gubernur Bangka Belitung, Rabu (26/2) malam.
Ia juga mengetahui dari berbagai sumber bahwa sinergitas antara kebudayaan dan agama ini sudah tertanam sejak masuknya Islam ke Indonesia yang dibawa oleh para Walisongo.
Ia mengaku ingin hal seperti ini diketahui oleh bangsa Ukraina sehingga mampu tercipta kedamaian dan toleransi beragama di negaranya. Konsep Islam wasathiyah (moderat) menurutnya harus menjadi pegangan umat Islam di dunia.
Ia pun ingin mempelajari konsep Islam wasathiyah dan memanfaatkan budaya sebagai infrastruktur dalam beragama sehingga kebudayaan bisa dipertahankan dan berjalan bersama dengan agama.
Khalid hadir pada kongres ini bersama beberapa pengurus Umma yang lainnya termasuk para mufti dari Ukraina. Selain dari Ukraina, beberapa perwakilan organisasi dan lembaga umat Islam dari luar negeri juga hadir pada kongres yang dibuka langsung oleh Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin.
Kegiatan ini bertema Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia Untuk Mewujudkan NKRI yang Maju, Adil dan Beradab. Sebanyak 800 orang dari seluruh penjuru Indonesia hadir pada acara yang dilaksanakan di Hotel Novotel, Pangkal Pinang. Dari 800 orang ini, sebanyak 750 adalah peserta utusan dan 50 observer.
Selain unsur pengurus MUI seluruh Indonesia, kongres ini juga diikuti oleh unsur Kepala Wilayah Kementerian Agama seluruh Indonesia, pondok pesantren, perguruan tinggi dan lembaga riset, lembaga filantropi Islam, Organisasi Kepemudaan Islam, perwakilan negara luar, kalangan profesional bidang pendidikan, dakwah, ekonomi, dan peneliti, serta tokoh perorangan (ulama, zuama, cendekiawan, dan lain-lain).
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan